TOKYO – Jepang mengesahkan versi terbaru kebijakan pertahanan nasionalnya, Jumat (17/12). Versi terbaru kebijakan pertahanan ini dirancang khusus untuk membuat negara itu lebih sanggup menghadapi militer China yang kekuatannya makin meraksasa. Di bawah kebijakan pertahanan yang dinamakan Garis Besar Program Pertahanan Nasional itu, Jepang akan mengalokasikan dana sebesar 23,49 triliun yen ( 2.527 triliun rupiah) untuk anggaran pertahanan selama lima tahun, terhitung mulai April 2011.
Anggaran ini akan membuat militer Jepang lebih sanggup untuk melakukan ekspansi pengamanan hingga ke wilayah perbatasannya dengan China, yaitu dengan meningkatkan jumlah pesawat tempurnya yang ada di Pulau Okonawa dan penambahan jumlah pasukan mereka di pulau-pulau yang berbatasan langsung dengan China. Pembaharuan kebijakan pertahanan di atas merupakan yang pertama kalinya dilakukan Jepang dalam enam tahun terakhir, serta yang pertama kalinya juga dilakukan Jepang di bawah pemerintahan Perdana Menteri Naoto Kan.
“Saya kira kami telah berhasil membuat kebijakan pertahanan yang lebih tepat untuk menghadapi makin rentannya situasi keamanan di kawasan ini,” kata Menteri Pertahanan Jepang, Toshimi Kitazawa. China menanggapi pengesahan kebijakan baru pertahanan Jepang di atas dengan memfokuskan pada aspek positif pertumbuhan militer dan ekonominya ke tingkat global.
“Kami tak ingin menjadi ancaman bagi bangsa mana pun. Perkembangan China justru membawa peluang berbagi kesejahteraan bagi semua negara, termasuk Jepang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, dalam laman resmi kementerian tersebut.
Sejak masa Perang Dingin, Jepang sebelumnya hanya memfokuskan kemampuan pertahanannya ke arah utara, yaitu lebih dari 1.000 tank disiagakan untuk menghadapi potensi serangan Uni Soviet dan Rusia. Namun, berdasarkan kebijakan baru di atas, Jepang akan menurunkan jumlah tank-tank di atas. Sebaliknya, Jepang meningkatkan jumlah kapal selamnya menjadi 22 buah.
Sumber: KORAN JAKARTA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment