SEOUL, KOMPAS.com — Korea Selatan, Kamis, mengumumkan perombakan besar untuk memperkokoh dan mereformasi militernya terhadap ancaman-ancaman Korea Utara setelah terdapat kecaman sengit di dalam negeri atas responsnya terhadap serangan Korea Utara bulan lalu.
Kementerian Pertahanan mengumumkan promosi bagi 111 perwira, 75 dari angkatan darat, 14 dari angkatan laut, dan 22 dari angkatan udara. Kementerian itu mengatakan, mereka adalah bagian dari reformasi yang dilakukan Presiden Lee Myung-bak setelah tenggelamnya satu kapal perang Korea Selatan pada Maret lalu, yang menewaskan 46 orang.
Seoul menyalahkan serangan torpedo dilakukan Korea Utara, tuduhan yang dibantah Pyongyang. Seruan-seruan reformasi makin menguat setelah serangan artileri Korea Utara terhadap satu pulau perbatasan Korea Selatan, Yeonpyeong, bulan lalu, yang merupakan serangan pertama terhadap daerah sipil sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir.
"Dengan perombakan ini, militer akan membangun angkatan bersenjata yang kuat yang mampu bertempur dan menang serta menjamin tegas kesiapan tempur," kata kementerian itu dalam pernyataannya.
Panglima militer baru, Jenderal Kim Sang-ki, juga mengambil alih jabatan, Rabu malam, setelah pendahulunya Jenderal Hwang Eui-don dipecat berkaitan investasi properti yang kontroversial.
Ketegangan-ketegangan masih tinggi setelah bombardemen ke pulau itu yang menewaskan empat orang, termasuk warga sipil. Marinir di pulau tersebut membalas serangan artileri Korea Utara, tetapi tidak disusuli dengan serangan udara.
Menteri Pertahanan baru Kim Kwan-jin telah berikrar menggunakan kekuatan udara jika Korea Utara menyerang lagi, setelah pendahulunya mengundurkan diri di tengah berondongan kritik dari media dan oposisi karena respons terlalu lemah terhadap serangan itu.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment