Senjata railgun yang dikembangkan angkatan laut AS ini menggunakan elektromagnetik ketimbang bubuk mesiu untuk menembakkan proyektil hingga tujuh kali kecepatan suara.
KOMPAS.com — Senjata superdahsyat mungkin hanya jadi imajinasi dalam video game. Namun, senjata super yang baru-baru ini dikembangkan untuk kepentingan angkatan laut Amerika Serikat ini nyata. Senjata super itu merupakan railgun elektromagnetik yang mampu menyerang dan menghancurkan lawan dengan kecepatan mach 8 atau tujuh kali kecepatan suara.
"Orang melihat ini hanya khayalan dalam video game. Tapi ini nyata. Ini adalah sejarah baru," kata Roger Ellis, manajer program pengembangan senjata ini.
Uji di Naval Surface Warfare Center di Dahlgren, Virginia, pada Jumat (10/12/2010) mengungkapkan, dalam sekali serangan, railgun ini mampu memproduksi gaya 33 megajoule. Gaya yang dikerahkan senjata itu 33 kali lebih kuat dari gaya sebuah mobil seberat 1 ton yang bergerak dengan kecepatan 100 mil per jam (160,93 km per jam).
Kehebatannya membuat senjata ini memecahkan rekor dunia. Kekuatan senjata ini tiga kali lebih kuat dari senjata yang memegang rekor sebelumnya. Railgun ini mampu mencapai target sejauh 100 mil (160,93 km) dalam hitungan menit, sesuatu yang tak mungkin dilakukan dengan senjata konvensional. Senjata ini tak menghancurkan musuh dengan bahan peledak, tetapi dengan kekuatan gelombang energi yang dimilikinya. Setiap obyek yang dilewati akan musnah.
Laksamana Nevin Carr, kepala riset angkatan laut, mengatakan, senjata ini sangat cepat dan akurat, bisa membalikkan arah senjata musuh dan menyerang dirinya sendiri. Pengembangan senjata yang menelan dana 211 juta dollar AS ini bertujuan untuk menciptakan senjata yang mampu tetap menyerang dengan kecepatan supersonik.
Dikatakan bahwa masih membutuhkan waktu 10 tahun lagi agar senjata ini siap digunakan oleh angkatan laut. Senjata dengan kekuatan 2 kali lipat senjata saat ini tersebut mungkin akan siap dikembangkan pada tahun 2025. Diperkirakan, senjata itu mampu menyerang sejauh 200 mil (sekitar 321 km) dalam 6 menit.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment