SEOUL, KOMPAS.com — Panglima militer Korea Selatan (Korsel) mengundurkan diri pada Selasa (14/12/2010) karena terkait dengan kontroversi investasi properti. Pengunduran diri panglima militer itu, Jenderal Hwang Eui-don, terjadi di tengah ketegangan yang meninggi antara Korsel dan Korea Utara (Korut) menyusul serangan artileri mematikan negara komunis itu bulan lalu.
Seorang juru bicara kementerian pertahanan mengatakan kepada AFP bahwa pengunduran diri Hwang Eui-don telah diterima, tetapi juru bicara itu tidak memberikan rincian. Kantor berita Yonhap mengatakan, jenderal tersebut, yang ditunjuk untuk menduduki posisi itu pada Juni lalu, terlibat dalam kontroversi pencarian keuntungan melalui investasi properti.
"Jenderal Hwang meminta pensiun menyusul laporan media tentang investasi propertinya karena ia menilai tidak pantas baginya untuk tetap menduduki jabatannya pada saat ia harus memimpin reformasi di ketentaraan," demikian pernyataan kementerian pertahanan.
Pengunduran diri itu merupakan pukulan lanjutan bagi militer Korsel, yang banyak dikritik karena tanggapannya yang dinilai lemah terhadap serangan Korut pada 23 November lalu terhadap sebuah pulau dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan. Menteri Pertahanan Kim Tae-Young mengundurkan diri setelah penembakan artileri Korut itu, yang menewaskan empat orang, termasuk dua warga sipil. Serangan itu merupakan serangan pertama terhadap daerah sipil di Korsel sejak perang tahun 1950-53 dan memicu krisis regional.
Korsel menembakkan 80 peluru artileri ke Korut sebagai balasan, tetapi tidak melancarkan serangan udara. Pihak militer mengatakan, mereka akan menggunakan kekuatan udara jika Korut berulah lagi.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment