ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, May 13, 2010 | 7:00 PM | 0 Comments

    Korea Selatan Persalahkan Korea Utara


    SEOUL, KOMPAS.com - Para pejabat senior Korea Selatan Kamis (13/5/2010) memberikan isyarat, Korea Utara akan dipersalahkan karena karamnya kapal perang Korea Selatan yang menelan banyak korban, di perbatasan laut mereka.

    "Karamnya kapal Cheonan menunjukkan kepada dunia betapa kejam perpecahan di Semenanjung Korea," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Hyun In-taek, dalam satu forum di Seoul.

    Komentarnya itu muncul beberapa jam setelah pembantu presiden bidang politik mengatakan, dugaan serangan pihak luar sangat tinggi yang menyebabkan karamnya korvet berbobot 1.200 ton di Laut Kuning itu.

    "Dari sudut pandang ini, ini adalah situasi gawat yang memprihatinkan keamanan nasional," kata Park Hyung-joon dalam wawancara radio.

    Berbagai skenario, seperti menabrak karang atau faktor kelelahan telah diuji untuk menjelaskan karamnya kapal pada 26 Maret, yang menewaskan 46 awak kapal itu.

    Namun para penyelidik Korea Selatan, dibantu oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat, mengatakan bahwa ledakan di luar kapal itu mungkin disebabkan oleh hantaman terpedo, itu sebab yang paling mungkin.

    Mereka memperkirakan akan mengumumkan hasil pemeriksaan mereka itu secepat mungkin pada pekan depan, kata para petinggi Seoul.

    Pada awal bulan ini, Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, menyatakan kemungkinan kapal itu karam karena insiden biasa, dan berjanji akan memberikan tindakan tegas bagi yang bertanggungjawab.

    Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih dalam status perang setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.

    Angkatan laut kedua negara terlibat tiga pertempuran singkat di perbatasan Laut Kuning sejak 1999, bentrokan terakhir terjadi pada November tahun lalu.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.