ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, August 9, 2012 | 8:34 AM | 0 Comments

    Pengamat : Pengembangan Alutsista Dari Hulu Ke Hilir Harus Bersinergi

    Jakarta - Peluang penggunaan material dalam negeri sebagai komponen arsenal militer Indonesia jadi satu topik menarik dalam fokus grup diskusi 'Pengembangan Kapal Perang, Radar dan Roket', yang digelar di PT Pindad (Persero), di Bandung, Rabu (8/8).

    "Cukup banyak material berasal dari sumber daya alam kita, salah satunya material untuk anti radar," kata Ketua Konsorsium Pengembangan Kapal Perang dari ITS, Dr Mochamad Zainuri. Sejumlah industri penunjang pengembangan produk alat perang, kata Zainuri, bisa dioptimalisasi produksinya sehingga bisa memenuhi kriteria dan standar material untuk alat perang.

    Diskusi dibagi dua kelompok, yakni kapal perang dan radar nasional, serta kelompok diskusi roket nasional. Hampir semua pemegang kepentingan pertahanan, ilmu pengetahuan dan riset, serta militer nasional ikut serta dalam diskusi itu. "Kisah sukses kebangkitan teknologi ditandai penerbangan perdana pesawat N-250 pada 1995 diharapkan terus berlanjut ke depan. Anak bangsa bisa membuat pesawat, kapal perang, radar, dan peluru kendali untuk memenuhi kebutuhan pertahanan negara," kata Dr Teguh Raharjo, ahli penerbangan.

    Dia menegaskan keperluan semangat kolektivitas dan sinergitas antarindustri strategis di Indonesia dalam pengembangan produk. "Mutahil satu lembaga dapat mengembangkan produk besar dari hulu sampai hilir sekaligus, jelas itu perlu dilakukan bersama-sama melalui sinergitas.

    Sementara itu Kepala Badan Kesbang Litbang Kementerian Pertahanan, Prof Eddy Siradz, meminta para periset fokus pada pengembangan teknologi. "Dalam pengembangan kapal perang, konsorsium fokus dulu pada pengembangan, dan teknologi. Jangan dulu ke persenjataan karena itu perlu biaya cukup besar, komponen perenjataan itu sekitar 60 persen dari kapal perang," katanya.

    Sumber : LIPUTAN 6

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.