ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, August 6, 2010 | 11:37 AM | 0 Comments

    Tindakan Anggota TNI di Lebanon Sesuai Prosedur


    JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai, tindakan dua tentara Indonesia yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menghindari baku tembak antara Lebanon dan Israel, sudah tepat.
    Dia mengatakan, sebagai pasukan penjaga perdamaian, prajurit TNI yang dikirim ke daerah konflik tidak dapat ikut dalam konfrontasi antara dua belah pihak yang bertikai di kawasan tersebut.

    “Sudah sangat jelas tugas Kontingen Garuda di daerah tersebut, yakni mengawasi dan merazia. Sebisa mungkin melerai,” ujar Tantowi di Jakarta, Kamis 6 Agustus.

    Dia pun menyesalkan pemberitaan media Lebanon yang menyudutkan prajurit TNI dengan mengatakan bahwa dua prajurit tersebut kabur.

    “Saya tidak setuju dengan pemberitaan itu dan tidak bisa menerima jika konfrontasi tersebut karena kelemahan prajurit kita,” tegasnya.

    Menurut Tantowi, kedua prajurit tersebut tentu sudah bertindak sesuai prosedur standar yang telah ditetapkan PBB.

    “Yang dikirim ke sana pasti prajurit (TNI) terbaik yang kita punya. Dan apa yang mereka jalankan harusnya sesuai dengan kebijakan komandan mereka di lapangan. Pihak Lebanon seharusnya berterima kasih kepada Indonesia yang sudah terlibat dalam peace keeping operation di sana,” tandas Tantowi.

    Baku tembak antara tentara Lebanon dan Israel terjadi Selasa 3 Agustus. Hezbollah mengklaim, tentara Israel menyeberangi perbatasan dan menyerang Lebanon. Namun, Israel membantah keterangan Hezbollah. Di wilayah perbatasan diperkirakan ada 13.000 pasukan UNIFIL dari berbagai negara yang bertugas di sana. Pasukan UNIFIL sudah ada di wilayah itu sejak 1978. Mantan komandan UNIFIL memahami situasi sulit yang dihadapi pasukan perdamaian PBB, seperti yang menimpa prajurit Indonesia.

    “Persoalannya, dalam kasus seperti ini, kalau kita mengintervensi untuk melindungi IDF, misalnya, UNIFIL akan dituduh melindungi Israel oleh Hezbollah atau masyarakat dan bekerja sama dengan musuh,” ujar Mayor Jenderal Alain Pellegrini, komandan pasukan UNIFIL pada 2004-2007.

    “Di sisi lain, kalau kami melakukan hal yang sama untuk melindungi Lebanon, Israel akan menuding UNIFIL bekerja sama dengan Hezbollah,” ujarnya.

    Sumber: OKEZONE

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.