ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, September 28, 2010 | 9:35 PM | 0 Comments

    Sukhoi TNI AU Belum Bisa Dipakai Perang

    INILAH.COM, Jakarta - Meski telah ditambah 3 pesawat Shukoi, Kekuatan TNI AU saat ini belum memadai untuk berperang. Namun hanya cukup untuk gagah-gagahan saja.

    Pendapat itu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) Mufti Makarim menanggapi serah terima tiga pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dari Rusia kepada Indonesia yang diwakili Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

    Penambahan tiga unit pesawat tempur tersebut, melengkapi dan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Landasan Udara Sultan Hasanuddin dengan 10 pesawat jet tempur Sukhoi dengan tipe SU-30 MK2, SU-27 SK dan SU-27 SKM yang datang secara bertahap 2003, akhir 2008, awal 2009 dan September 2010 ini.

    "Cita-cita untuk membangun kekuatan udara itu hitungannya harus squadron. Jika diukur dengan shukoi yang baru ada 3 buah, itu masih jauh. Bukan soal kurang atau labih, tapi untuk melakukan gelar tempur hal itu tidak memadai," ujar Mufti kepada INILAH.COM saat dihubungi Selasa (28/9).

    "Saya lihat sekarang itu cuma untuk gagah-gagahan saja. Tapi kalau untuk dipake perang belum bisa," tegasnya.

    Menurut Mufti idealnya kekuatan TNI angkatan Udara harus bisa mengkombinaskna empat elemen pertahanan udara, yaitu unsur tempur, logistik, manusia, dan radar. Unsur tempur terdiri dari pesawat dan senjata untuk bertempur, pesawat logistik untuk pengisian bahan bakar dan persenjataan di udara, unsur manusia adalah prajurit penerbang dan penerjun, dan sistem radar untuk membaca gerakan musuh.

    "Apalagi jika dibanding dengan rancang bangun persenjataaan negara-negara NATO, negara kita sangat jauh tertinggal," kata Mufti.

    Negara-negara anggota NATO, menurut Mufti telah berhasil memngintegrasikan pertahanan udara mereka di smua unsur itu. "Karena itu sistem pertahanan udara harus terintegrasi, bukan gado-gado. Tidak hanya canggih, tapi juga harus holistik," tandasnya.

    Sumber: INILAH

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.