ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Saturday, August 13, 2011 | 9:19 AM | 0 Comments

    KSAU : Militer Modern Tidak Batasi Gender

    Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat menyatakan, militer Indonesia yang modern tidak membatasi prestasi dan penghargaan berdasarkan gender pria dan Wanita Udara (Wara). Itu artinya, kaum perempuan layak mendapat porsi sama dalam tanggungjawab serta penugasan militer.

    "Dari pengalaman masa lalu dan kondisi faktual saat ini, maka isu gender bukan merupakan alasan untuk menempatkan perempuan pada kelas yang berbeda," ujar KSAU, dalam sambutannya pada upacara HUT ke-48 Wara di Jakarta, Jumat (12/8).

    Imam merefleksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah membuktikan, tidak sedikit perempuan Indonesia menyandang gelar pahlawan.

    Kepahlawanan tersebut merupakan implementasi fondasi yang kuat, sekaligus inspirasi bagi pengabdian wanita Indonesia sampai sekarang. "Pemikiran inilah yang menjadi dasar untuk merekrut wanita Indonesia masuk dalam penugasan bidang militer," jelas KSAU.

    Dia menjelaskan, TNI Angkatan Udara merekrut prajurit wanita mulai tahun 1963. Sejak saat itu, Wara tumbuh berkembang mengedepankan jati diri sebagai srikandi TNI AU berjiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

    "Dalam kurun waktu 48 tahun pengabdiannya, Wara telah mengukir prestasi diberbagai bidang penugasan, baik di dalam maupun di luar negeri," ujar dia.

    Bahkan beberapa tahun terakhir, dinyatakan KSAU, Wara dilibatkan dalam kontingen pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) PBB di beberapa daerah konflik. "Ini membanggakan sekaligus menepis anggapan ketidakmampuan perempuan dalam melaksanakan tugas-tugas operasi," jelas Imam.

    Kualitas Pengabdian


    Imam yakin Wara memiliki kemampuan yang sama dengan prajurit pria. Untuk itu, Wara punya semangat perubahan agar menjadi lebih baik. "Dilandasi semangat perubahan untuk menjadi lebih baik, Wara bertekad meningkatkan kualitas pengabdian dan profesionalisme menuju The First Class Air Force," ujar KSAU mengutip tema HUT ke-48 Wara.

    Dia mengatakan, tema ini merupakan cita-cita dan semangat pengabdian prajurit Wara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu, TNI AU intensif mendorong dan mendukung perwujudan dan komitmen pengabdian itu.

    "Wara merupakan bagian integral dari kekuatan yang dimiliki TNI AU sehingga Wara harus dapat menjalankan profesinya dengan profesional dan elegan agar dapat menjalankan tugas dengan maksimal sebagaimana prajurit pria lainnya. Sikap mental tersebut harus menjadi karakter WARA sebagai perwujudan dari upaya peningkatan kualitas prajurit Wara itu sendiri," ujar dia.

    Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Kolonel (navigasi) Azman Yunus kepada Suara Karya menyatakan, TNI AU berupaya mendorong kesederajatan prestasi bagi prajurit TNI AU pria dan wanita. "Wara sudah ada yang menjadi pilot pesawat angkut dan penerbang helikopter. Sekarang ini juga ada Wara yang menjabat sebagai Kepala Dinas di TNI AU, ujar dia.

    Namun demikian, ia mengakui, bahwa belum ada Wara yang menjadi penerbang tempur. "Penerbang tempur belum ada. Namun, dari beberapa bidang teknis, Polisi Militer, navigasi dan lain lain, Wara sudah mulai menunjukan eksistensinya," ujar dia.

    Sementara itu, untuk perekrutan wanita masuk Akademi Angkatan Udara, Kadispenau mengakui, kriteria tersebut menjadi kewenangan Mabes TNI.

    Sumber : Suara Karya

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.