YANGON, KOMPAS.com - Dua kapal perang China mengunjungi Myanmar selama beberapa hari untuk meningkatkan hubungan antara angkatan bersenjata kedua negara yang bersekutu itu.
"Kapal-kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat itu merapat di pelabuhan Thilawa, Yangon Minggu petang dan akan melakukan serangkaian kegiatan dengan angkatan laut Myanmar," kata kantor berita Xinhua, Senin (30/8/2010).
Misi lima hari itu bertujuan meningkatkan hubungan persahabatan antara angkatan bersenjata kedua negara dan pertukaran antara dua angkatan laut.
Menurut Xinhua, saat tiba kapal perang itu disambut dengan satu acara besar. Myanmar sedang bersiap menggelar pemilu pertamanya dalam 20 tahun pada 7 November mendapat kecaman para aktivis dan Barat sebagai pura-pura.
Kendatipun banyak negara Barat mengenakan sanksi-sanksi langsung terhadap Myanmar, yang diperintah militer sejak tahun 1962, China adalah sekutu penting junta itu, mitra dagang dan investor dalam sektor sumber-sumber alam negara itu.
Pada November produser minyak penting China mulai membangun sebuah pipa minyak di seluruh Myanmar.
Negara ekomomi kuat Asia itu telah lama mempertahankan hubungan perdagangan, penjualan senjata dan menghindarkan negara itu dari sanksi-sanksi PBB karena melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Sebaliknya, China menjamin Myanmar yang stabil dan akses ke bahan mentah Myanmar, seperti kayu jati dan batu permata.
Hubungan antara dua negara itu sempat retak tahun lalu ketika terjadi serangan tentara junta Myanmar dan tentara etnik yang memberontak di wilayah timur laut yang menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi ke China, yang mengeluarkan satu peringatan kepada Myanmar.
Masalah stabilitas perbatasan dibicarakan ketika Wen Jiabao mengunjungi Myanmar Juni lalu. Ia bertemu dengan pemimpin junta Than Shwe.
Kedua negara dilaporkan menandatangani sejumlah perjanjian mengenai perdagangan, keuangan, energi, sains dan teknologi.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment