Obama menyerukan bahwa Irak telah menjadi negara bebas yang mampu menentukan nasibnya sendiri. “Pada Selasa (31/8), setelah lebih dari tujuh tahun, AS akan mengakhir misi perangnya di Irak dan mengambil langkah penting ke depan untuk bertanggung jawab dalam penyelesaian perang Irak,” ujarnya dalam pidatonya. “Sebagai seorang kandidat yang pernah berjuang menjadi presiden, saya pernah berjanji akan mengakhiri perang ini,” kata Obama.
“Kini, setelah menjadi presiden, saya akan melakukan apa yang telah saya janjikan. Saya telah membawa pulang lebih dari 90 ribu pasukan sejak saya menjabat.” Perang Irak telah mengorbankan 4.400 tentara AS sejak 2003. Pasukan AS yang masih bertahan di Irak hanya diperuntukkan untuk pelatihan militer Irak. Militer AS bakal hengkang seluruhnya dari Irak pada akhir 2011.
“Tapi, penekanannya adalah perang telah berakhir,” ujar Obama. “Seperti negara berdaulat lainnya, bangsa yang merdeka, Irak bebas menentukan nasibnya sendiri. Hingga akhir tahun depan semua pasukan kita akan berada di rumahnya masing-masing.” Obama juga menggunakan pidatonya untuk mengirimkan pesan khusus kepada warga AS yang telah berperang di Irak. Pesan itu juga disebarkan melalui situs jejaring sosial seperti YouTube, Facebook, Flickr, dan Twitter.
Obama sangat berbeda dengan pendahulunya, George W Bush yang memutuskan menginvasi Irak. Obama merasa Irak bukan lagi menjadi fokus bagi pemerintahan AS. Kini fokus AS beralih ke perang di Afghanistan. Dalam pidatonya di depan para veteran perang Irak yang cacat di Atlanta, Georgia, awal bulan ini, Obama mencatat bahwa perang Irak telah menjadi perdebatan serius di Paman Sam.
Di Irak,menurut Obama, rakyat Amerika menjadi pahlawan, baik yang mendukung maupun menentang perang. Setelah mengakhiri perang, sekitar 50.000 tentara Amerika Serikat yang masih berada di Irak akan melakukan pelatihan dan misi bantuan di Irak. Mereka juga akan bekerja sama dalam misi kontraterorisme dan tetap melindungi misi sipil AS di sana. Menurut juru bicara Gedung Putih Bill Burton, Obama akan memberikan pidato resmi berakhirnya perang Irak ini pada 31 Agustus.
Obama juga hendak menjelaskan kebijakan Washington di Irak pascaperang. Sementara di Irak, Kapten TJ Tepley harus tetap berada di Negeri Seribu Satu Malam meski perang dinyatakan berakhir. Pria berusia 27 tahun itu memimpin sebuah brigade keamanan yang memberikan jaminan keselamatan bagi pasukan AS,tentara Kurdi, dan Arab.Dia mengamankan jalur yang menghubungkan wilayah kaya minyak, Kirkuk di wilayah utara Irak.
Ketika ribuan temannya kembali ke rumah masing-masing di Paman Sam,Tepley harus bersabar dan bertahan di misi yang mempertaruhkan nyawanya. “Melihat semuanya, gambaran besar, tentunya segalanya telah berubah. Kita datang dengan 100 ribu pasukan, kini tinggal 50 ribu dalam beberapa bulan saja,” kata Tepley. Berdasarkan data Departemen Pertahanan AS, 4.421 tentara Paman Sam tewas di Irak.
Sebanyak 3.492 di antaranya tewas di medan pertempuran. Sedangkan 32.000 tentara AS terluka dalam medan perang. Namun, korban jiwa dari rakyat Irak tidak terlacak dengan baik. Data mengenai korban rakyat Irak hanya bersifat taksiran semata. Berdasarkan data organisasi Penghitung Korban Irak (IBC), korban warga sipil yang tewas berkisar 97.461 hingga 106.348 orang hingga Juli 2010.
IBC menyatakan, jumlah korban paling banyak terjadi ketika awal invasi AS ke Irak yakni pada Maret 2003.Ketika itu 3.977 warga Irak tewas. Sedangkan pada April 2003 sebanyak 3.437 warga sipil Irak tewas. Memang setiap kelompok mengemukakan data yang berbeda mengenai jumlah warga sipil yang tewas.
Survei Kesehatan Keluarga Irak (IFHS) yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 151.000 orang warga Irak tewas akibat perang dari Maret 2003 hingga Juni 2006. Jurnal Lancet yang dipublikasikan pada 2006 memperkirakan 654.965 warga Irak tewas terkait perang.
Sumber: OKEZONE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment