SEOUL, KOMPAS.com - Sebanyak 10 kapal perang atau kapal selam ambil bagian dalam latihan perang angkatan laut Amerika Serikat-Korea Selatan pekan depan, yang ditujukan menghalangi serangan Korea Utara berikutnya terhadap korvet Seoul, kata para pejabat Jumat.
Latihan anti-kapal selam itu, yang dikecam Korea Utara sebagai persiapan untuk perang, merupakan unjuk kekuatan terbaru sejak Seoul dan Washington menuduh Pyongyang Mei lalu telah mengirim kapal selam untuk mentorpedo kapal perang Korea Selatan, yang menewaskan 46 awaknya. Latihan lima hari itu dimulai Minggu depan di Laut Kuning dan merupakan latihan kedua dalam serangkaian latihan angkatan laut gabungan yang dirancang untuk mengirimkan pesan jelas kepada Korea Utara, yang kini sedang meningkatkan kemampuan tempur kapal selamnya, kata pasukan AS di Korea dalam pernyataannya.
Korea Selatan juga menyelenggarakan latihan-latihan angkatan laut sejak Mei, sedangkan sekutunya bergabung menjelang bulan lalu dengan jadwal rutin latihan di darat. AS akan mengirimkan dua destroyer pemandu rudal, sebuah kapal pengintai lautan, sebuah kapal selam serangan-cepat dan pesawat-pesawat pengintai P-3C Orion, menurut pernyataan itu.
Korea Selatan akan mengerahkan empat destroyer, sedikitnya satu frigate, pesawat-pesawat P-3C dan sebuah kapal selama, kata Kepala Staf Gabungan Seoul. Dia menambahkan bahwa total 1.700 personel dari kedua negara dilibatkan dalam latihan itu.
Korea Utara membantah keras pihaknya terlibat dalam tenggelamnya kapal Korea Selatan Maret lalu itu. Pihaknya memperingatkan kemungkinan balasan terhadap latihan-latihan angkatan laut tersebut. "Imperialis AS dan bonekanya Korea Selatan penghasut perang dan bertujuan mementaskan manuver perang untuk memicu perang lain, dari agresi di semenanjung Korea dengan kasus bohong tenggelamnya kapal perang," lapor media resmi dalam pekan ini.
Latihan perang pekan depan itu tidak diikuti kapal induk AS dan tergolong relatif kecil, dalam kemungkinan konsesi terhadap sekutu Korea Utara, China. Latihan-latihan militer yang melibatkan AS di Laut Kuning terbilang sensitif karena dekatnya wilayah itu dengan China, yang juga mengatakan latihan-latihan gabungan demikian bisa mengobarkan ketegangan-ketegangan regional.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment