Kawasan rawan berada di perairan dekat kepulauan Mangkai, Anambas dan Natuna
VIVAnews - Pemerintah Indonesia diminta meningkatkan patroli lautnya di sebagian Laut China Selatan. Pasalnya, kian banyak berkeliaran bajak laut yang sering merampok kapal-kapal yang lewat di perairan tersebut.
Desakan ini disampaikan oleh Biro Maritim Internasional (BMI) menyusul sembilan serangan bajak laut ke kapal yang melintas perairan tersebut dalam tiga minggu terakhir.
Menurut BMI, para bajak laut yang menggunakan senjata api dan tajam kerap kali merampok kapal tanker, kapal pembawa uang atau barang berharga lainnya di perairan dekat kepulauan Mangkai, Anambas dan Natuna di sekitar barat laut Indonesia.
Tahun ini saja, tercatat 26 perampokan terjadi di perairan yang digunakan sebagai rute transit kapal-kapal yang hendak menuju Selat Singapura atau Asia Timur dan Laut Pasifik ini. Angka ini meningkat tajam dibandingkan tahun lalu yang dilaporkan hanya terdapat tujuh serangan bajak laut.
Menurut kepala pusat pelaporan bajak laut BMI, Noel Choong, bajak laut biasanya menyerang pada malam hari dan mereka menyerang dua atau tiga kali dalam sehari.
Serangan terakhir terjadi pada tanggal 16 Agustus. Enam orang bajak laut mendarat dan merampok kapal tanker Panama lalu berhasil melarikan diri.
“Tiga awak kapal terluka pada serangan terakhir itu. Sepertinya lebih dari satu kelompok bajak laut yang beroperasi di daerah tersebut. BMI sangat prihatin dengan meningkatnya angka pembajakan dan kami telah mengirimkan surat kepada dinas terkait di Indonesia meminta mereka untuk meningkatkan patroli di area ini,” ujarnya seperti dilansir dari laman Associated Press.
BMI juga menyerukan kepada para kapal yang melintas daerah ini untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap bajak laut. Biasanya bajak laut membatalkan serangan mereka jika mereka sudah terdeteksi sebelumnya. (Associated Press)
Sumber: VIVAnews - Pemerintah Indonesia diminta meningkatkan patroli lautnya di sebagian Laut China Selatan. Pasalnya, kian banyak berkeliaran bajak laut yang sering merampok kapal-kapal yang lewat di perairan tersebut.
Desakan ini disampaikan oleh Biro Maritim Internasional (BMI) menyusul sembilan serangan bajak laut ke kapal yang melintas perairan tersebut dalam tiga minggu terakhir.
Menurut BMI, para bajak laut yang menggunakan senjata api dan tajam kerap kali merampok kapal tanker, kapal pembawa uang atau barang berharga lainnya di perairan dekat kepulauan Mangkai, Anambas dan Natuna di sekitar barat laut Indonesia.
Tahun ini saja, tercatat 26 perampokan terjadi di perairan yang digunakan sebagai rute transit kapal-kapal yang hendak menuju Selat Singapura atau Asia Timur dan Laut Pasifik ini. Angka ini meningkat tajam dibandingkan tahun lalu yang dilaporkan hanya terdapat tujuh serangan bajak laut.
Menurut kepala pusat pelaporan bajak laut BMI, Noel Choong, bajak laut biasanya menyerang pada malam hari dan mereka menyerang dua atau tiga kali dalam sehari.
Serangan terakhir terjadi pada tanggal 16 Agustus. Enam orang bajak laut mendarat dan merampok kapal tanker Panama lalu berhasil melarikan diri.
“Tiga awak kapal terluka pada serangan terakhir itu. Sepertinya lebih dari satu kelompok bajak laut yang beroperasi di daerah tersebut. BMI sangat prihatin dengan meningkatnya angka pembajakan dan kami telah mengirimkan surat kepada dinas terkait di Indonesia meminta mereka untuk meningkatkan patroli di area ini,” ujarnya seperti dilansir dari laman Associated Press.
BMI juga menyerukan kepada para kapal yang melintas daerah ini untuk meningkatkan pengawasan mereka terhadap bajak laut. Biasanya bajak laut membatalkan serangan mereka jika mereka sudah terdeteksi sebelumnya. (Associated Press)
Sumber: VIVA NEWS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment