Akan tetapi, harapan itu kemudian pupus begitu mendengar isi pidato Presiden yang cenderung lembek. Bukannya meningkatkan wibawa bangsa dengan berpidato di Mabes TNI, Presiden SBY malah dinilai merendahkan bahkan melecehkan militer negeri ini.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, Kamis (2/9/2010), di Jakarta. "Pidato itu diucapkan di markas tentara. Sebelumnya kita bangga karena terkesan berwibawa dan kuat. Tapi ternyata hasilnya seperti yang tadi malam, maka saya pikir tentara telah dilecehkan Presiden," ungkapnya dalam jumpa pers di Jakarta.
Seharusnya, kata dia, Presiden berpidato sebagai panglima tertinggi TNI. Bukan sebagai diplomat yang mengutamakan kompromi.
Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Riza damanik bahkan menilai, dengan isi pidato seperti itu Presiden sangatlah tidak patut memilih tempat di Markas Besar TNI. Pasalnya, hal ini akan banyak berimplikasi pada manuver tentara dan polisi Malaysia yang akan semakin sering melihat kewibaan aparat perairan Indonesia tidak mendapat dukungan dari kepemimpinan SBY.
"Ini sinyal buruk dalam mempertahankan kedaulatan RI ke depan," tandas Riza.
Seperti diberitakan, tadi malam Presiden SBY menyampaikan pidatonya di Mabes TNI, Cilangkap untuk menyikapi ketegangan yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Dalam pidatonya, Presiden menekankan untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui jalur diplomasi dengan menekankan aspek histris dan ekonomi yang banyak disumbangkan Malaysia untuk Indonesia.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment