ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Saturday, January 30, 2010 | 10:02 AM | 0 Comments

    Rencana Induk Penggunaan Produk Industri Pertahanan Disusun


    29 Januari 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) segera menyusun master plan (rencana induk) penggunaan produk-produk industri pertahanan dalam negeri oleh TNI, menyusul kebijakan pemerintah tentang revitalisasi industri pertahanan nasional.

    "Kita akan segera susun master plan yang sifatnya memaksa TNI untuk memetakan kebutuhan persenjataan dan perlengkapannya yang dapat dipenuhi oleh industri pertahanan dalam negeri," kata Dirjen Sarana Pertahanan Kemhan Laksamana Muda TNI Gunadi di Jakarta, Jumat (29/1).

    Ia mengakui daya serap TNI untuk menggunakan produk-produk industri pertahanan dalam negeri masih sangat rendah. Penyebabnya karena berbagai persoalan, antara lain mutu, batas waktu penyelesaian, serta harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk luar negeri.

    "Tetapi, bagaimana pun kita harus dorong agar kini mulai lebih intensif menggunakan produk-produk dalam negeri. Mahal sedikit tidak apa, mutunya kurang tidak apa, yang penting kita berupaya untuk memberdayakan industri pertahanan dalam negeri demi kemajuan bangsa," ujar Gunadi.

    Pada kesempatan terpisah, Markas Besar TNI menyatakan hampir sekitar 70% persenjataannya sudah berusia di atas 20 tahun. "Namun begitu, apakah seluruh persenjataan itu akan langsung dikandangkan dan tidak digunakan lagi, itu perlu kajian dan penelitian lebih lanjut," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen.

    Sumber : MEDIA INDONESIA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.