
Mayor John Redfield, juru bicara Komando Pusat AS, di dalam surat elektroniknya, mengatakan, di tengah pergolakan politik di negara Asia Tengah yang strategis itu, komandan-komandan AS di pangkalan udara Manas, Jumat malam, memutuskan untuk sementara mengalihkan penerbangan-penerbangan transportasi penumpang militer. "Keputusan mengenai kelanjutan penerbangan militer lain akan dilakukan kasus per kasus," katanya.
Menurut keterangan seorang perwira pertahanan kepada AFP, penghentian itu terjadi setelah AS memergoki adanya kendaraan bersenjata di bandara sipil. Pejabat itu mengatakan, rincian-rincian mengenai hal tersebut masih belum jelas, dan tidak ada tanda-tanda ketegangan dengan penguasa sipil di Manas. Keberadaan pangkalan itu penting sekali bagi perang yang dipimpin NATO di Afganistan.
Penghentian penerbangan-penerbangan tentara—yang dialihkan ke satu pangkalan AS di Kuwait—masih akan berlaku sampai setidaknya 72 jam, kata sejumlah pejabat. Namun, pesawat tanker udara masih terus menggunakan landasan pacu di pangkalan itu.
NATO telah menaikkan kapasitas pangkalan Manas di tengah peningkatan kekuatan pasukan AS dalam perang Afganistan dengan adanya penambahan 30.000 tentara, Agustus depan. Namun, kehadiran militer AS telah mengganggu Rusia, yang menempatkan Kirgistan sebagai pusat persaingan kekuatan besarnya untuk memengaruhi kawasan.
Kirgistan tahun lalu mengancam akan menutup pangkalan itu setelah menerima janji lebih dari 2 miliar dollar AS dalam bentuk bantuan dan pinjaman dari Moskwa, yang banyak pihak melihat sebagai pertanda kemarahan Rusia terhadap operasi AS. Kirgistan setuju tetap membuka pangkalan AS itu setelah Washington meningkatkan sekitar tiga kali lipat pembayaran sewanya.
Pangkalan AS itu beroperasi sepanjang waktu, melakukan misi-misi pengisian bahan bakar di angkasa, dan evaluasi-evaluasi medis dalam penerbangan membawa puluhan ribu tentara dan ratusan ton barang setiap bulannya. Menurut Pusat Komando AS, Maret lalu, sekitar 50.000 prajurit harus melewati Manas, dalam perjalanan ke atau keluar dari Afganistan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
USA
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- KSAD Kecewa Dengan Hasil Negosiasi Apache
- KSAD : TNI AD Akan Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Komisi I : Kami Berharap Kemhan Dan TNI AD Kaji Pembelian Apache
- Kemhan Lanjutkan Pembelian Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Diplomat AS : AS Harus Tingkatkan Hubungan Militer dengan Indonesia
- Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI
- AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia
- Dubes AS : Kami Senang Bisa Ikut Dalam Indo Defence 2012
- TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran
- Dubes AS : Senat AS Dukung Heli Apache Dijual ke Indonesia
- Pengamat : Adakah 'Permainan' Di Balik Pengadaan Apache Indonesia
- Panglima TNI : TNI AD Masih Kaji Pembelian Helikopter Apache
- Ini Dia Harga Dan Spesifikasi Apache AH-64D Block III Longbow Untuk Indonesia
- Jubir Kemhan : Bila Harga Sesuai Kami Terima Tawaran Helikopter Apache
- Komisi I : Kita Berharap AS Tawarkan Helikopter Chinook
ASIA
- Pengamat : Pasar Alutsista Di Asia Sangat Menggiurkan
- Pengamat : Bisnis Senjata Di Asia Semakin Menggiurkan
- Asia Pasar Pengimpor Senjata Terbesar Di Dunia
- Pindad Targetkan 2023 Menjadi Produsen Terkemuka di Asia
- English News : India To Invest $46.96 Billion On 101 Naval Ships
- Indonesia Dan Negara PACS Bangun Konsensus Strategis
- Jet Siluman China dan AU Kita
- RI Usulkan Kewaspadaan Bersama di Laut
- ASEAN Perlu Waspadai Prediksi Perang Pasifik II
- China: Kami Bukan Ancaman bagi Tetangga
- AS Janjikan Bantuan Bangun Pusat Latihan Antiteror di Kyrgyztan
0 komentar:
Post a Comment