ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, July 25, 2010 | 11:29 AM | 0 Comments

    Pilot Ceritakan Pengalaman Lolos dari Maut sebelum Pesawat Jatuh

    Detik-detik Jatuhnya Hornet

    TEMPO Interaktif, London - Usai pilot asal Kanada Kapten Brian Bews menyelamatkan diri dengan memakai kursi pelontar di pesawat, mantan penerbang Angkatan Udara Inggris mengungkapkan pengalamannya yang serupa.

    Pada Sabtu (24/7), Bews sedang mengemudikan pesawat tempur CF-18 milik Angkatan Udara Kanada dalam Alberta International Airshow. Namun, setelah mengalami masalah, Bews menyelamatkan diri dengan menarik kursi pelontar sebelum pesawat jatuh ke darat.

    Pengalaman yang dirasakan Bews juga pernah dirasakan Letnan Komandan Robert Schwab, 52 tahun. Bekas pilot pesawat tempur tersebut mengungkapkan pengalaman saat menyelamatkan diri saat pesawat Sea Harrier yang dikendalikannya mengalami gagal mesin saat tes penerbangan. Hal tersebut terjadi 200 kaki atau 60,9 meter dari laut.

    “Kejadiannya sangat cepat. Di detik terakhir situasinya seperti 'Ya Tuhan',” ujar Schwab. “Insting Anda harus peka bahwa Anda berada di masa beberapa detik menuju kematian dan Anda harus segera keluar. Anda tidak punya waktu untuk berpikir mengenai itu.”

    “Kursi pelontar dilepas dengan cara mengangkat tuas di antara kaki Anda. Anda hanya perlu memegangnya dengan kedua tangan Anda dan menempatkan kepala Anda ke belakang sekuat mungkin,” ujarnya. “Jika Anda melihat ke bawah, Anda kemungkinan bisa mematahkan leher Anda. Jadi, Anda harus memejamkan mata dan menarik tuasnya.”

    “Tak lama setelah Anda menarik tuas itu, Anda bisa mendengar ledakan yang luar biasa dan atap cockpit terlempar hanya beberapa detik kemudian,” tambahnya. “Satu pak roket di kursi menyala beberapa detik kemudian dan ledakannya bakal melontarkan Anda 400 kaki ke atas langit.”

    “Pengalaman tersebut sangat menakutkan,” imbuhnya.

    Letnan Komandan Schwab, yang hanya menderita luka kecil di engkelnya ketika pesawat yang diujinya menghantam laut, mengatakan, “Pilot Kanada (Bews) hari ini sangat beruntung. Ia pasti melakukan semuanya tepat waktu sehingga lolos dari maut dan tidak mengalami luka serius.”

    “Setelah semua kejadian itu usai, Anda akan berpikir soal Martin-Baker, perusahaan yang membuat kursi pelontar,” imbuhnya. “Anda bahkan diberi dasi khusus, yang hanya diberikan kepada beberapa orang yang selamat dengan menggunakan kursi pelontar.”

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.