ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, June 10, 2011 | 8:11 AM | 0 Comments

    Bandara Timika Belum Bisa Didarati Pesawat Sukhoi TNI AU

    Pesawat Sukhoi TNI AU Sedang Melakukan Landing.

    Timika - Landasan pacu pada Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika, Papua, hingga saat ini belum bisa didarati pesawat tempur Sukhoi.

    Panglima Komando Operasi TNI AU II Marsekal Muda (Marsda) R Agus Munandar kepada wartawan di Timika, Kamis (9/6/2011), mengatakan, untuk bisa didarati pesawat Sukhoi, landasan pacu Bandara Timika harus dilapis ulang (overlay) agar lebih licin.

    Sehubungan dengan itu, Agus mengatakan bahwa jajarannya telah meminta PT Freeport Indonesia untuk mengupayakan lapis ulang landasan pacu tersebut.

    "Melalui Komandan Lanud Timika, kami sudah meminta Freeport untuk memperbaiki landasan yang masih kasar supaya lebih licin lagi. Kalau soal panjang, itu tidak jadi masalah karena landasan Bandara Timika memiliki panjang 2.500 meter, sementara pesawat Sukhoi mampu mendarat di landasan minimal 2.000 meter," urai Agus.

    Ia mengatakan, lapis ulang landasan pacu Bandara Timika sangat penting mengingat pada Februari 2012, TNI AU berencana mengoperasikan radar pertahanan udara di Timika. Radar pertahanan udara itu nanti memiliki kemampuan deteksi 180 hingga 250 notikal mile.

    Sebelum radar pertahanan udara Timika beroperasi, rencananya pesawat Sukhoi akan terbang dari Bandara Timika ke arah Laut Arafura di selatan Papua guna menguji kemampuan radar pertahanan udara tersebut.

    Saat ini TNI AU baru memasang dua radar pertahanan udara untuk melindungi wilayah Papua, yakni di Biak dan Merauke, yang baru diresmikan pada bulan Maret lalu.

    Selain di Timika, TNI AU juga akan menempatkan radar pertahanan udara di Saumlaki, Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

    Sesuai perencanaan dari Mabes TNI AU, dalam beberapa tahun ke depan akan dibangun lagi empat radar pertahanan udara, yakni di Tambulaka, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, Poso di Sulawesi Tengah, Jayapura, dan Singkawang di Kalimantan Barat.

    "Saat ini sistem pertahanan udara kita di wilayah timur Indonesia sudah semakin baik karena didukung pembangunan sejumlah radar dengan prioritas daerah perbatasan," ungkap Agus.

    Ia mengatakan, selama ini, satu dari 10 pesawat Sukhoi yang ditempatkan di Skuadron Bandara Hasanuddin, Makassar, setiap saat melakukan pengawasan hingga ke wilayah Papua, termasuk ke wilayah perbatasan dengan negara tetangga terdekat, seperti Papua Niugini dan Australia.

    Agus menambahkan, radar pertahanan udara yang akan ditempatkan di Timika nantinya akan dikoneksikan dengan radar sipil sebagaimana di tempat lain.

    Dalam kunjungan kerja ke Timika beberapa waktu lalu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 32 radar pertahanan udara yang ditempatkan di semua wilayah, mulai dari Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua.

    KSAU mengatakan bahwa saat ini Indonesia baru memiliki 17 radar pertahanan udara. "Kita membutuhkan minimal 32 radar. Sekarang baru 17 radar. Jadi, masih sangat kurang," katanya.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.