
Jakarta - Pesawat terbang komuter N-219 banyak diminati sejumlah pemerintah daerah. Padahal pesawat jenis ini baru memasuki tahap pembuatan prototipe. "Mereka tertarik membeli untuk transportasi penghubung antarkabupaten kota," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Jakarta, Rabu, 8 Juni 2011.
Sedikitnya ada 40 pemerintah daerah tingkat kabupaten dan kota yang berminat membeli N-219. Minat para calon pembeli terungkap dari hasil muhibah bisnis Kementerian Perindustrian di sejumlah daerah. "Mereka bisa membeli pesawat itu sendiri atau dengan menggandeng maskapai lokal untuk penerbangan terjadwal ataupun carter," kata Budi.
Sekitar 300 insinyur diterjunkan untuk mengembangkan N-219. Pesawat ini memakai dua mesin, yang masing-masing berkekuatan 8.50 HP. Komponen lokal mencapai 70 persen. Sisanya berupa mesin dan sistem avionik dipasok dari impor. Saat ini PT Dirgantara Indonesia berhasil membuat 3 jenis pesawat: NC-212, CN-235, dan N-250.
Pesawat yang dirancang PT Dirgantara Indonesia itu memiliki kapasitas 19 kursi. Pengadaan N-219 sudah mendesak karena pesawat di kelas itu banyak yang berusia 20 tahun sehingga perlu segera diganti. Nantinya pesawat perintis berusia uzur dapat diganti dengan N-219. Pengembangan N-219 menjadi bagian dari program restrukturisasi PT Dirgantara.
Menurut Budi, Kementerian Perindustrian masih mempersiapkan detail teknis dan desain prototipenya. Pembuatan prototipe pesawat membutuhkan dana sekitar Rp 300 miliar. Tahun ini Kementerian Perindustrian sudah mengajukan anggaran untuk 2012 bagi pengembangan N-219 sebesar Rp 59 miliar. Ditargetkan prototipe pesawat N-219 mampu terbang pada 2014.
Pengamat penerbangan Ruth Hana Simatupang mengatakan tipe N-219 sangat cocok untuk daerah dengan lapangan udara terbatas. Daerah semacam ini membutuhkan transportasi udara sebagai penghubung wilayah, terutama di Indonesia bagian timur. Menurut Hanna, Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri. "Tapi hasilnya tetap perlu dikaji kelayakannya," katanya.
Dengan memproduksi sendiri, kata Hanna, biaya pengadaan pesawat tersebut bakal jauh lebih murah ketimbang membelinya dari negara lain. "Jelas lebih murah membikin sendiri daripada membeli. Apalagi kita memang sudah mampu memproduksinya," katanya.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
Pesawat Angkut
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Australia Siap Kirim Pesawat Hercules Ke Indonesia
- Wamenhan : Menhan Vietnam Tertarik Dengan CN-295
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Indonesia Sepakat Membeli 5 Pesawat Hercules Eks. Australia
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Pesawat R80, The Next N-250 Buatan PT RAI
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- Menristek : Indonesia Akan Mengembangkan N-219, N-245 Dan N-270
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- 2018, Habibie Akan Hadirkan Pesawat Penerus N-250
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment