ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, June 9, 2011 | 9:30 AM | 0 Comments

    Komisi I DPR : Peluang Pembelian Pesawat Sukhoi Masih Terbuka

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib mengatakan, masih terbuka opsi pengadaan pesawat tempur Sukhoi dari Rusia untuk penambahan alutsista bagi TNI AU, meski dikabarkan saat ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah mencapai kesepakan untuk pembelian 16 pesawat T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan. Sebab, sepengetahun Komisi I DPR, kontrak pengadaan pesawat T-50 dari Korsel itu baru tahap awal, belum final.

    "Komisi I DPR sejauh ini belum pernah diajak pembahasan pengadaan satu skuadron pesawat T-50 dari Korsel sehingga keputusan pengadaan pesawat tersebut belum belum final karena DPR belum menyetujuinya," ujar Najib kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (2/6).

    Bahkan, kata Najib, masih terbuka juga peluang atas tawaran 24 unit hibah pesawat F-16 bekas dari Amerika Serikat (AS). Mengingat sampai saat ini semua opsi pengadaan pesawat tempur untuk mendukung kekuatan alutsista TNI AU semuanya belum disepakati DPR dan Pemerintah.

    Menurut Najib, memang sebagian besar anggota Komisi I DPR menyarankan agar Kemhan kembali membeli pesawat Sukhoi dari Rusia untuk melengkapi jumlah pesawat tersebut yang dimiliki TNI AU menjadi satu skuadron. Terlebih kerja sama pembelian pesawat tempur dengan Rusia selama ini relatif mudah. Ini berbeda dengan negara lain yang menyertakan sejumlah persyaratan ketat dan cenderung membebani Indonesia.

    "Rusia selama ini telah menyediakan anggaran kredit ekpor bagi Indonesia dalam pengadaan alutsista dari Rusia sebesar satu miliar dolar AS. Kredit ekspor dari Rusia itu selama ini baru terpakai 30 persennya sehingga Indonesia masih banyak memiliki kesempatan untuk membeli berbagai alutsita dari Negeri Beruang Merah itu dengan memanfaatkan kredit ekspornya, termasuk dalam pembelian pesawat tempur Sukhoi," tegasnya.

    Mantan Sekretaris F-PAN DPR RI ini menjelaskan, selama ini kecenderungannya Komisi I DPR juga mendorong Kemhan untuk membeli pesawat tempur yang dalam kondisi baru, serta dari negera yang tidak memiliki catatan buruk pada Indonesia, khususnya soal embargo persenjataan.

    Dikabarkan, Korea Selatan akan segera merealisasikan pesanan 16 jet tempur T-50 Golden Eagle pada 2013. Itu menyusul penandatanganan kontrak pengadaan pesawat senilai 400 juta dolar AS dengan Pemerintah Indonesia pada pekan lalu.

    Sumber: JURNAL PARLEMEN

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.