ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, June 6, 2011 | 1:17 PM | 0 Comments

    PT Samudra Indonesia Akan Menggunakan Jasa TNI Untuk Menjaga Kapal Mereka

    MV Sinar Kudus Dikawal 2 Kapal Perang Milik TNI AL.

    Jakarta - Direktur Eksekutif PT Samudera Indonesia Tbk Asmari Herry mengatakan bahwa pelayaran niaga melalui Terusan Suez akan dijaga anggota TNI Angkatan Laut. “Mungkin akan ditambahkan 6-8 anggota militer,” kata Asmari kepada Tempo, Sabtu lalu.

    Kebijakan ini diambil setelah Kapal MV Sinar Kudus milik Samudera Indonesia disandera 46 hari oleh lanun Somalia pada 16 Maret lalu. Menurut Asmari, penambahan ini akan meningkatkan biaya operasional kapal yang mencapai US$ 14 ribu dolar per kapal per hari.

    Asmari mengatakan bahwa setelah penyanderaan tersebut pemerintah mengadakan seminar mengenai pengamanan pelayaran niaga, terutama menuju Eropa. Pelayaran menuju Eropa, kata Asmari, lebih ekonomis ditempuh melewati Terusan Suez yang sebelumnya harus melintasi perairan Somalia. “Hanya membutuhkan waktu empat bulan,” katanya.

    Dua jalur lain, kata Asmari, dinilai terlalu lama dan tidak ekonomis. Jalur tersebut adalah melewati Tanjung Harapan Afrika Selatan yang membutuhkan waktu enam bulan dan melewati Panama di Samudera Pasifik yang membutuhkan delapan bulan pelayaran.

    Menurut Asmari, bantuan militer Indonesia lantaran belum ada kesepakatan Internasional untuk menumpas lanun Somalia. “Yang ada baru rencana penguatan Pemerintah Somalia agar rakyatnya tidak merompak,” katanya. Oleh karena itu, setiap kapal dan negara yang melintasi perairan rawan Somalia akan menjaga kapal masing-masing.

    Asmari mengklaim Sinar Kudus merupakan satu-satunya kapal berbendera Indonesia yang berlayar menuju Eropa. Oleh karena itu, perseroan, kata dia, akan meningkatkan kemampuan 1.000 awak dengan 60 kapal yang dimiliki Samudera Indonesia. “Akan kami bekali dengan pelatihan,” ujarnya.

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.