ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, October 6, 2011 | 8:46 AM | 0 Comments

    Pengamat : Teknologi Alutsista TNI Masih Di Bawah Singapura & Malaysia

    Jakarta - Teknologi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) milik TNI dinilai masih berada di bawah Malaysia dan Singapura. Namun untuk kemampuan tempur pasukan, TNI boleh berbangga hati.

    "Untuk teknologi memang berada di bawah Malaysia dan Singapura. Tapi saya kira kemampuan personel masih lebih unggul," ujar pengamat militer Mufti Makarim saat dihubungi detikcom, Kamis (6/10/2011).

    Namun Indonesia tentunya tidak bisa terus berbangga dengan kemampuan personelnya saja. Tuntutan ke depan, kemampuan personel yang tinggi harus didukung dengan alutsista yang modern.

    Dalam membangun sistem persenjataan, TNI harus memprediksi ancaman ke depan. Jika masih merasa ancaman lebih banyak dari dalam negeri, maka fokus pertahanan tetap di darat dengan komando teritorial menjadi intinya. Namun jika TNI sudah merasa ancaman terbesar dari luar, maka pembangunan kekuatan akan fokus pada kekuatan laut dan udara.

    "Kalau fokusnya tetap menambah pasukan untuk digelar di seluruh Indonesia ya pasti anggarannya akan habis untuk belanja prajurit, bukan untuk membari alutsista," katanya.

    Menurutnya ada dimensi yang harus dipertimbangkan saat membeli alutsista. Yang pertama adalah pertimbangan Alutsista bukan hanya dibeli, tetapi juga harus dirawat. Jangan sampai saat akan digunakan untuk bertempur ternyata tidak ada suku cadangnya.

    "Lalu kemampuan sinerginya. Ini berkaca pada pengalaman masa lalu. TNI mempunyai banyak senjata dari macam-macam negara. Akibatnya, jangankan menghadapi musuh dari luar, saat operasi militer di Aceh saja kebingungan," jelasnya.

    Sumber : DETIK

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.