ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, October 3, 2011 | 10:10 AM | 0 Comments

    Roy Suryo: TNI AU Butuh Helikopter Chinook Untuk Penanganan Bencana

    Jakarta - Anggota Komisi I DPR Roy Suryo mengatakan TNI Angkatan Udara perlu memiliki helikopter jenis Chinook CH-47 untuk keperluan pertahanan dan keamanan termasuk penanganan bencana di daerah yang sulit terjangkau. Hal tersebut mengomentari lambannya penanganan evakuasi jatuhnya pesawar CASA 212 di Bahorok, Langkat, Sumatera Utara.

    "Selain perlu periksa CDR 18 penumpang dan awak Cassa-212 NBA untuk memastikan issue adanya Incoming/Outgoing Call, Tim SAR/TNI-AU perlu miliki heli jenis CH-47 Chinook," katanya kepada pers di Jakarta, Minggu, terkait jatuhnya pesawat komersil Cassa 212 di Sumatera Utara.

    Roy juga mendorong Badan SAR Nasional mendapat sarana dan prasarana yang lebih baik seperti helikopter jenis Boeing CH-47 Chinook yang bisa melakukan evakuasi langsung dengan terbang diam (stay) di atas objek. Helikopter berbaling-baling ganda itu tidak perlu harus terus bergerak memutar seperti heli-heli yang dimiliki SAR/TNI saat ini.

    Seperti diketahui, proses evakuasi korban pesawat CASA 212-200 milik Nusantara Buana Air terhambat karena faktor cuaca dan lokasi yang sulit dijangkau. Posisi bangkai pesawat sebenarnya sudah diketahui sejak hari pertama, namun tim evakuasi baru bisa turun di hari kedua karena hambatan tersebut. Itu pun hanya dua personel. Jumlah personel tim evakuasi yang diturunkan juga terbatas karena hanya bisa diangkut dengan helikopter-helikopter kecil. Sementara dengan jalur darat, sulit ditempuh karena medan yang berat.

    Pesawat dengan rute Medan-Kutacane itu jatuh di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Bahorok, Langkay, Sumut, pada Kamis (29/9/2011) lalu, sekitar pukul 08.00. Lokasi jatuhnya pesawat sulit dijangkau sehingga Tim SAR dan TNI AU baru mampu menjangkau lokasi pada hari ketiga pascakejadian. Akibat peristiwa ini, 14 orang penumpang dan 4 orang kru pesawat tewas. Diduga, akibat benturan keras saat pesawat jatuh.

    Sumber : KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.