ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, October 6, 2011 | 8:44 AM | 0 Comments

    Pengamat : TNI Butuh Jet Tempur & Kapal Selam Daripada Tank & Meriam

    Jakarta - Anggaran TNI akan meningkat dari Rp 47,5 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 64,4 triliun pada tahun 2012. Untuk meningkatkan kualitas alutsista, TNI dirasakan lebih membutuhkan jet tempur, kapal perang dan kapal selam dibanding meriam artileri, dan tank baja.

    "Kecenderungan perang ke depan bukan lagi konvensional dimana tentara berhadapan dengan tentara. Karena itu jika ada pilihan, lebih baik membeli pesawat tempur, atau kapal selam daripada senjata ringan, tank atau meriam untuk artileri," ujar pengamat militer Mufti Makarim saat dihubungi detikcom, Kamis (6/10/2011).

    Mufti menambahkan TNI juga perlu memperbarui serta menambah peralatan pengintaian seperti radar untuk cegah tangkal. Saat ini radar milik TNI dirasa kurang untuk mengcover seluruh wilayah RI yang luas.

    Mengenai hibah 30 pesawat F-16 dari AS, Mufti meminta pemerintah dan DPR mempertimbangkannya masak-masak. Biaya hibah dan upgrade pesawat bekas memang lebih murah dari membeli pesawat baru. Tetapi namanya barang bekas, tentu ada hal-hal yang selalu harus dipertimbangkan.

    "Harus dipikirkan juga biaya perawatannya. Jam terbangnya juga. Jangan sampai nanti begitu ada kebutuhan operasi malah tidak bisa digunakan," tambahnya.

    Mufti juga menilai embargo persenjataan bisa saja terjadi kembali, bukan hanya dari AS, tetapi juga negara-negara lain. Hal ini tentunya harus dipertimbangkan juga saat membeli senjata.

    Sumber : DETIK

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.