Kesan itu kembali mencuat dalam insiden di perairan Tanjung Berakit, Kepulauan Riau, Jumat (13/8). Kesan menjadi yang subordinat tidak sebatas terefleksikan dari kejadiannya saja, tetapi juga dari penanganan dan penyelesaiannya.
Bagaimana mungkin tiga pegawai Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam, selaku aparat pemerintah yang sedang menjalankan tugas, ditangkap Polis Diraja Malaysia di wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Tragisnya, mereka kemudian ditahan layaknya kriminal di Balai Polis Ibu Pejabat Kota Tinggi di Johor Bahru.
Menurut Kepala Stasiun PSDKP Pontianak Bambang Nugroho, ketiga pegawai PSDKP ditahan di sel terpisah. Masing-masing dicampur dengan para pelaku kriminal dan diberi pakaian tahanan dan diborgol.
”Sementara di Indonesia, kami tidak memberlakukan demikian terhadap tujuh nelayan Malaysia. Kami memberi mereka baju baru dan bukannya baju tahanan,” kata Bambang.
Asriadi, salah seorang pegawai PSDKP yang ditahan, terluka kepalanya sampai harus dijahit. Penyebabnya sangat sumir: karena terpeleset di kapal.
Apa boleh buat, jawaban itu jadi memberi kesan ada upaya menutupi penyebab yang sebenarnya. Setidaknya informasi yang dihimpun di luar jumpa pers menyebutkan, Asriadi terluka saat ditarik paksa naik ke Kapal Patroli Polisi Diraja Malaysia. Apakah itu karena dipukul atau terpeleset, entahlah.
Dalam proses negosiasi, tim dari PSDKP merasa dipingpong. Mereka harus menunggu berjam-jam untuk bisa bertemu dengan pejabat kepolisian setempat. Ada yang bilang, mereka sampai menunggu 20 jam.
Hal yang menjengkelkan tim negosiator PSDKP adalah komitmen pejabat atas di Malaysia tidak diteruskan dengan disposisi yang jelas ke struktur di bawahnya sehingga keputusan yang sudah dijanjikan di level atas mentah lagi di bawah. Kesannya tidak alert.
Dalam penyelesaian insiden Tanjung Berakit, Indonesia yang datang dan melobi ke Malaysia. Indonesia-lah yang harus bermain tandang. Sementara Malaysia cukup menjadi tuan rumah. Dari perspektif olahraga, tuan rumah selalu lebih diuntungkan. Dari perspektif diplomasi, Indonesia yang kelihatan lebih butuh.
Misalnya saja, untuk urusan mengonfirmasi kabar dan kondisi tujuh nelayan Malaysia yang ditahan di Batam, Malaysia cukup meminta tolong kepada seorang warga Batam yang pernah bekerja di salah satu konsulat Jenderal Malaysia di Indonesia untuk mengecek.
Dalam insiden di perairan Tanjung Berakit, Malaysia dua kali melanggar batas wilayah Indonesia. Pertama, dilakukan lima kapal nelayan Malaysia yang kedapatan mencuri ikan dan kedua, dilakukan kapal patroli Polis Diraja Malaysia saat berusaha membebaskan lima kapal itu.
Kapal patroli Polis Diraja Malaysia adalah representasi Pemerintah Malaysia di lautan. Kapal patroli tersebut melanggar batas kedaulatan RI. Jadi silogismenya tak perlu ditulis lebih detail lagi.
Dan sontoloyo-nya, Polis Diraja Malaysia berhasil membawa kabur seluruh barang bukti pencurian ikan, mulai dari lima kapal berikut peralatan tangkapnya sampai nelayannya. Itu semua—sebagaimana disebutkan pemimpin regu patroli PSDKP, Hermanto—dilakukan dengan cara sangat arogan, mulai dari yang verbal dengan membentak- bentak sampai mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali.
Pertanyaan masyarakat awam sekarang, bagaimana mungkin setelah menerima perlakuan sedemikian rupa, Indonesia tetap sunyi senyap. Terlepas ada kartu truf berupa ribuan TKI di Malaysia, masyarakat mendapat kesan, Indonesia selalu di bawah ketiak Malaysia.
Insiden di perairan Tanjung Berakit hanya menambah daftar panjang subordinasi Malaysia atas Indonesia. Sekadar menyebut beberapa kasus serupa sebelumnya, misalnya, reog Ponorogo, lagu ”Rasa Sayang Sayange”, tari pendet, dan tentunya TKI.
Kesan memang tidak sama dengan realitas obyektif. Bahkan ada kalanya bertolak belakang. Namun, dalam hubungan diplomatik antarnegara, kesan atau citra atau image itu berarti positioning.
Dalam terminologi budaya Jawa, ada istilah kanca wingking atau teman belakang. Istilah itu ditujukan untuk kaum perempuan Jawa pada masa lampau saat mereka hanya menjadi subordinat kaum pria.
Jangan-jangan, pola ini merasuki karakter hubungan Indonesia-Malaysia. Tapi, apa iya, Indonesia sudah menjadi kanca wingking-nya Malaysia?
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
PERBATASAN
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI Di Pulau Nipah
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Tank Scorpion, AMX-13 Dan MLRS Astros II Amankan Demarkasi RI-Malaysia
- Jubir Kemhan : Pulau Nipah Akan Dijadikan Bungker BBM Dan Logistik
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Kasum TNI: Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman
- Kemhan : Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- SBY : Pengadaan Alutsista Bukan Sekadar Menjaga Perbatasan
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Pemerintah Sediakan Rp 3,9 Triliun Untuk Pembangunan Perbatasan Kalimantan
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim
- Pangdam Mulawarman : 44 Tank Leopard Akan Di Tempatkan Di Perbatasan Kalimantan
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- Satu Skuadron Heli Tempur Akan Di Tempatkan Di Nunukan
- Pangdam Mulawarman : Tank Leopard Dinilai Mampu Amankan Perbatasan
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan
MALAYSIA
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam
- Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- Menhan : Namanya Tetangga Selalu Buat Masalah
- Pengamat : Ketika Malaysia Mencoba Mengganggu di Udara
- Indonesia Menandatangani Kontrak Pengadaan Su-30MK2 Dengan Rusia
- BNPP Mengusulkan Anggaran Perbatasan Sebesar Rp. 5 Triliun
- Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI
- Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat
- TNI Bantah Dusun Camar Bulan Dicaplok Malaysia
- Pengamat : Teknologi Alutsista TNI Masih Di Bawah Singapura & Malaysia
- TNI AU : Konflik Indonesia Dan Malaysia Hanya Persepsi
- English News : Plan To Replace The Royal Malaysian Air Force's MiG-29 Fleet On Hold
- Bupati Bengkayang : Infrakstruktur Harus Cepat Diperbaiki Untuk Menunjang Patroli Di Perbatasan
- Yonif 621 Manuntung Jaga Perbatasan Indonesia - Malaysia
- Perbatasan Papua Nugini Dan Malaysia Sangat Rawan
- TNI AU Dan TUDM Rancang Latihan Bersama Elang Malindo di Pontianak
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment