ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, August 18, 2010 | 8:04 PM | 0 Comments

    KSAL Usul Pertemuan Bilateral RI-China

    BATAM, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Agus Suhartono mengusulkan agar pemerintah Indonesia dan China segera melaksanakan pertemuan bilateral terkait kebiasaan nelayan China yang mencari ikan di perairan Indonesia.

    "Kami mendorong pemerintah China dan Indonesia bertemu untuk membicarakan tumpang tindih Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Natuna," kata KSAL usai pertemuan tujuh kepala angkatan laut negara-negara Asia Tenggara di Batam, Senin (19/7/2010).

    Nelayan tradisional China, menurut KSAL, mencari ikan di perairan Natuna, yang merupakan wilayah ZEE Indonesia berdasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982. Seharusnya, dengan terbitnya UNCLOS wilayah Kepulauan Indonesia, maka China mengubah klaim wilayah tangkapan ikan. "Kalau negara lain punya klaim, harus dibicarakan secara bilateral," kata KSAL.

    TNI AL, kata dia, dua kali mendapatkan kapal perang China di perairan Natuna yang masuk wilayah ZEE Indonesia.

    KSAL khawatir hal tersebut terulang kembali, sehingga meminta agar kedua negara segera membicarakan masalah itu secara bilateral.

    Tujuh negara yang membahas keamanan Selat Malaka yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darusssalam, Filipina, dan Vietnam. "Empat negara yang terlibat dalam pertemuan itu, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand merupakan negara yang terlibat dalam pengamanan Selat Malaka dalam bentuk patroli terkoordinasi," katanya.

    Tiga negara lain yakni Brunei Darusssalam, Filipina dan Vietnam, hadir dalam pertemuan itu sebagai pengamat.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.