ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, August 24, 2010 | 8:40 AM | 0 Comments

    Menkes: Indonesia Tahan Serangan Senjata Biologis

    JAKARTA--Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Endang Rahayu Sedyaningsih, mengatakan saat ini pertahanan keamanan Indonesia semakin kuat. Tidak hanya terhadap serangan fisik, kini Indonesia telah mempunyai pertahanan terhadap serangan senjata biologis. Hal itu disampaikan Menkes di sela-sela peresmian Gedung Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL 3) yang terletak di Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat.

    BSL 3, ujar Menkes, mempunyai peran penting untuk menangkal adanya penyakit menular yang berkembang di masyarakat. "Penyakit menular berpotensi menjadi senjata biologis," ujarnya kepada wartawan, Senin (1/3).

    Penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging atau yang disingkat PINERE, dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Hal itu disebabkan, PINERE dapat menyebar secara cepat, baik lintas wilayah maupun lintas negara.

    Laboratorium ini, merupakan laboratorium terbesar di Indonesia. Terdiri dari empat kompartemen mandiri BSL 3. Menkes mengatakan, pembangunan gedung ini adalah perwujudan tanggung jawab dalam memasuki era globalisasi.

    Ke depan, kata Menkes, laboratorium akan bekerja sama dengan laboratorium serupa yang dimiliki oleh pusat-pusat pendidikan di daerah. Tak cukup itu, pihaknya juga akan menggandeng peneliti dari luar negeri. ''Tapi kami prioritaskan peneliti dari dalam negeri," tuturnya.

    Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes), Agus Purwandianto, mengatakan, dengan adanya laboratorium ini, diagnosis terhadap penyakit dapat dilakukan dengan cepat. "Laboratorium ini adalah laboratorium rujukan nasional," ujarnya.

    Dengan fasilitas laboratorium yang modern, pemerintah dapat memenuhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah. Dia menjelaskan, menurut standar World Health Organization (WHO), Badan Kesehatan Dunia PBB, terdapat empat tingkat risiko penyakit.

    Agus mencontohkan, avian influensa atau yang lebih dikenal dengan flu burung, merupakan penyakit dengan tingkat risiko 3. Dalam kesempatan yang sama, Menkes berharap dengan adanya fasilitas laboratorium ini, peneliti kesehatan di Indonesia dapat dikenal dunia.

    Dia mengatakan, standar internasional untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian salah satunya adalah tempat dilangsungkannya penelitian. "Tempat penelitiannya harus dilakukan di BSL 3," tegasnya.

    Sumber: REPUBLIKA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.