ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, March 14, 2011 | 10:05 AM | 0 Comments

    Alat Intelijen Didominasi Asing

    GPS Buatan Leica.

    Jakarta - Alat penginderaan yang merupakan bagian penting dalam alat-alat intelijen TNI Angkatan Darat masih didominasi produk asing. Walau demikian, TNI AD optimistis pada masa depan akan lebih banyak produk dari industri pertahanan dalam negeri.

    ”Kalau produk massal, secara jujur kita memang belum mampu,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal George Toisutta, Kamis (10/3), seusai membuka Simposium dan Pameran Teknologi Intelijen Geospasial 2011. Menurut George, kalau melihat banyaknya orang Indonesia yang belajar di industri-industri pertahanan di luar negeri, Indonesia sudah mampu. Oleh karena itu, ia yakin pada masa depan industri pertahanan Indonesia bisa mencukupi kebutuhan.

    Menurutnya, pengembangan telah dilakukan di lingkungan TNI AD, termasuk oleh Litbang TNI AD.

    Menurut Direktur Topografi Angkatan Darat Brigjen TNI Sutrisno, yang dalam acara ini menluncurkan bukunya, intelijen geospasial adalah paradigma baru. Intelijen ini mengeksploitasi citra, baik dari foto udara maupun citra satelit, sebagai data utama intelijen. Informasi yang menyangkut kebumian ini kemudian diolah untuk menjadi dasar pengambilan keputusan.

    Dalam sambutannya, George menekankan pentingnya teknologi intelijen mengatasi ketertinggalan dalam teknologi informasi. Menurutnya, intelijen geospasial penting bagi operasi militer. Ia menekankan, karena saat ini perang tidak lagi hanya mengandalkan fisik dan alat, keterlibatan masyarakat harus ditingkatkan. ”Kultur dan sosial juga penting, coba kita lihat dominasi China saat ini,” katanya.

    Ia mengatakan, saat ini terjadi perkembangan generasi perang yang melibatkan nirmiliter, yaitu penginderaan jarak jauh satelit yang bisa menganalisis apa saja. ”Ini termasuk sumber daya alam dan obyek vital sehingga daya tangkal kita jadi turun,” ujar George.

    Untuk mengatasai hal ini, diperlukan strategi pertahanan yang integratif di darat, laut, dan udara. Selain itu, juga perlu peningkatan intelijen yang menekankan pada sinergi.

    Dalam pameran yang digelar, terlihat bahwa semua alat yang dipamerkan berasal dari luar negeri. Direktorat Topografi Angkatan Darat memamerkan modifikasi dari alat GPS asal Inggris dengan menambahkan sistem dan peta Indonesia. Sementara deretan produk asing lain, seperti Leica dan Bosch, memamerkan teknologi pencitraan mereka.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.