Jumlah ini merupakan sebagian dari 16 pesawat yang dipesan Indonesia. Pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil itu tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusumah, Jakarta,kemarin, setelah menempuh perjalanan berantai dari Brasil.Kedatangan 4 pesawat yang diawaki 8 pilot itu, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/ Capt Almir Suman,Capt CarlosMoreira/CaptMarco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres,Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo,disambut langsung Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakil KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.
Pada Januari 2013 akan datang kembali 4 unit Super Tucano.Pesawat ini akan terus berdatangan ke Indonesia hingga mencapai 16 unit atau satu skuadron,” kata Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi seusai menyambut kedatangan pesawat Super Tucano. Dia menjelaskan, Super Tucano akan ditempatkan di Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Kehadiran pesawat ini akan menggantikan peran OV-10 Bronco yang dinyatakan grounded atau tidak lagi dioperasikan oleh Mabes TNI AU. Rencananya,Minggu, pesawat langsung diterbangkan ke Malang. Pengamat militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie menuturkan, kedatangan Super Tucano akan mengisi kekosongan pesawat jenis tempur taktis di jajaran TNI AU setelah dipensiunkannya pesawat tempur taktis OVF/ Bronco.
“Ini akan membuat deployment lebih cepat karena pesawat mumpuni,”ujarnya. Perempuan lulusan APCSS (Asia Pacific Center for Security Studies) Honolulu,Hawai, itu mengungkapkan, persiapan untuk counter insurgency (antigerilya) mutlak harus ada karena demokrasi yang berkembang di Indonesia memungkinkan munculnya ancamanancaman seperti pemberontakan.
Menurut Connie, upaya untuk memisahkan dan membentuk negara sendiri termasuk kategori tindakan terorisme. Di luar negeri,hal seperti ini pun ditindak oleh negara yang bersangkutan. “Kita jangan melihat ini akan melanggar HAM.Meskipun warga negara sendiri, kalau dia ingin memecahkan diri dari NKRI, yaharus ditindak,”sebutnya. Istri mantan Pangkostrad Letjen (Pur) Djaja Suparman itu menilai Super Tucano bukan pesawat sembarangan karena memiliki kemampuan yang canggih dan multifungsi.
Selain untuk antigerilya, bisa untuk close air support (dukungan udara dekat),reconnaissance (pengintaian), serta training pilot.“Kecepatannya 590 km/ jam. Setara dengan pesawatpesawat sekarang, khususnya masalah avionik dan kemampuan membawa senjata-senjata pintar. Jadi, jangan mau attackke dalam saja,tapi kalau ada dari luar pun kita siap dan mumpuni,”terangnya.
Meski demikian, lanjut dia, secara umum kehadiran Super Tucano belum cukup untuk membangun perimbangan kekuatan Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan. “Kalau bisa tambah lagi,jangan cuma Super Tucano,”imbuhnya. Pesawat Super Tucano TNI AU ini memiliki dasar loreng abu-abu dengan tambahan lukisan moncong hiu berwarna merah sesuai dengan tradisi Skuadron Udara 21 sejak pesawat P-51 Mustang.
Super Tucano ditenagai oleh mesin turboprop asal Kanada Prat & Whitney PT6A-68A berdaya 16.00 tenaga kuda. Mesin ini telah dilengkapi dengan sistem pemantau dan kontrol otomatis. Harga pesawat ini mencapai USD143 juta untuk tiap satu paket yang terdiri atas 8 unit. Harga tersebut sepadan dengan kapabilitasnya.
Menurut Dede, Super Tucano memiliki kemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (close air support), penyekatan (interdiction), dan pertahanan udara. Pesawat ini juga bisa sebagai pesawat latih dan pengawasan udara (air surveillance). Pesawat bermesin tunggal turboprop berdaya 1.600 tenaga kuda ini berasal dari Kanada Prat & Whitney PT6A-68A.
Mesin ini telah dilengkapi dengan sistem pemantau dan kontrol otomatis. Adapun sistem persenjataan yang dicantelkan juga terbilang sangat lengkap. Persenjataannya antara lain rudal AGM-65 panduan inframerah, rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, Python,dan Piranha. ‘’Pesawat dilengkapi juga dengan alat penjejak malam hari AN/AAQ-22 Safire. Pesawat yang kita beli ini full specification,”kata Dede.
Rencananya, Super Tucano ini akan dioperasikan untuk mengawal perbatasan, melawan terorisme, mengawasi alur laut kepulauan, mengawasi penyelundupan, dan mendukung operasi pasukan darat dan laut, operasi pertahanan udara secara terbatas, serta dukungan pengintaian. “Dengan kemampuan kecepatan yang dimiliki, (pesawat ini) mampu mendukung operasi pertahanan udara terhadap pesawat black flight berukuran kecil dan berkecepatan rendah seperti helikopter, pesawat propeller, dan pesawat tanpa awak,”jelas dia.
Walau cukup canggih, pesawat ini berpenampilan menyerupai pesawat zaman dulu. Setidaknya itu dari pengecatan di bagian moncong dengan lukisan hiu warna merah atau biasa dikenal dengan cocor merah.“ Ini kita sesuaikan dengan tradisi pesawat-pesawat yang pernah ada di Skuadron Udara yang dijadikan home base Super Tucano, seperti pesawat P-51 Mustang. Warna dasar loreng abu-abu kita pilih sesuai penelitian cocok untuk kamuflase di wilayah Indonesia,” ujarnya.
14 Hari Melintasi 12 Negara di 4 Benua
Dari pantauan Seputar Indonesia(SINDO) di lapangan, pendaratan Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta berlangsung mulus. Sebelum mendarat, keempat unit pesawat tempur taktis tersebut terlihat terbang berjajar dalam jarak berdekatan. Satu per satu lantas berbalik arah ke sisi kiri untuk mengambil posisi mendarat di landasan. Setelah satu per satu pesawat mendarat, keempatnya melaju pelan menuju tempat parkir pesawat dibimbing sebuah mobil.
Jajaran petinggi TNI AU yang dipimpin wakil KSAU sudah menunggu sedari tadi kedatangan pesawat tersebut. Kedatangan pesawat tersebut dari Brasil bukanlah perkara mudah.Butuh waktu yang panjang untuk pesawat yang moncongnya berlukiskan hiu berwarna merah itu sampai di Jakarta.Pesawat yang dipiloti penerbang dari Embraer tersebut harus berhenti hingga 14 kali di 12 negara di empat benua.
Total jam terbang dari Brasil ke Malang sekitar 54 jam 35 menit. Menurut pilot Embraer, Capt William Souza, pesawat diberangkatkan dari pabriknya di Gaveao Peixoto San Jose dos Campos Brasil pada 20 Agustus 2012.Di Brasil pesawat berhenti dua kali,di Recife dan Fernando de Noronha Island. “Kemudian terbang ke Sal Island di Cape Verde.Perjalanan dari Brasil ke Cape Verde enam jam 15 menit,”terangnya usai mendarat.
Dari Cape Verde, penerbangan dilanjutkan menuju Gran Canaria Island di Spanyol, lalu terbang lagi ke Nador di Maroko. Dari Maroko, rombongan yang tiap pesawat diisi dua orang itu terbang ke Palermo (Italia) dan diteruskan ke Athena (Yunani). “Kemudian ke Luxor (Mesir), diteruskan ke Doha (Qatar), terbang lagi ke Muscat (Oman),” bebernya. Dari negara Timur Tengah, Super Tucano masuk wilayah Asia, yakni India.
Di negeri Mahatma Gandhi itu Super Tucano berhenti dua kali, masing-masing di Ahmedabad dan Kolkota. Penerbangan dilanjutkan ke Rayong,Thailand. “Baru kemudian masuk ke Indonesia di Medan dan hari ini (Sabtu, 1/9) tiba di Jakarta. Besok (Minggu, 2/9) ke Malang,” kata William.
Dalam kondisi normal, pesawat yang dilengkapi dua senapan mesin itu hanya sanggup terbang 3,5 jam karena daya tampung bahan bakar internal sebanyak 648 liter. “Kita pasang tiga drop tank sehingga bisa terbang selama kurang lebih tujuh jam,”tutur William Souza.
Sumber : SINDO
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan T/A-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
- Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya
Pesawat Patroli
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya
- 2013, TNI AL Akan Terima Enam Kapal Baru
- KSAU : Indonesia Harus Membeli 32 Super Tucano Untuk Produksi Bersama
- Mengenal Si Ringan Super Tucano Dari Brasil
- William Souza : Kami Akan Melatih 24 Pilot TNI AU Dan Alih Teknologi
- Selamat Datang Super Tucano TNI AU
- Lanud Abd. Saleh : Empat Super Tucano Akan Tiba 2 Agustus
- KSAU : Super Tucano Tiba 1 September
- Video : Embraer Kirim Empat Super Tucano ke Indonesia
- KSAU : Super Tucano Gunakan Persenjataan Lokal
- Kemhan : Kami Sedang Menunggu Kedatangan Pesawat Tempur Berbagai Jenis
- (Update) KSAU : Enam Super Tucano Datang Bulan Agustus 2012
- KSAU: Super Tucano Setara Hawk Buatan Inggris
- Update : TNI AU Kirim 23 Pilot Dan 11 Teknisi Ke Brasil
- 28 Agustus, Empat Super Tucano TNI AU Datang
- Pemerintah Akan Melakukan Pengadaan 54 Pesawat Untuk TNI AL
- Pangkoopsau II : Enam Super Tucano Datang Agustus 2012
- Skuadron 21 TNI AU Kirim Teknisi ke Brasil
- Empat Unit Super Tucano Akan Tiba Maret Tahun Ini
- Kedatangan 16 Super Tucano Menambah Kepadatan Lanud Malang
- TNI AL Akan Melakukan Pengadaan Dua Unit CN-235 MPA Dan 11 Helikopter Seasprite
- PT DI Optimis Mampu Produksi Pesawat Sekelas Super Tucano
BRAZIL
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Avibras Akan Membuka Kantor Perwakilan Di Indonesia
- Brasil Setujui Melatih Personel TNI Dalam Operasional Astros MLRS Dan Super Tucano
- Indonesia Dan Avibras Tandatangani Kontrak Pengadaan 36 Unit Astros MRLS
- KSAU : Indonesia Harus Membeli 32 Super Tucano Untuk Produksi Bersama
- Embraer Tawarkan KC-390 Kepada TNI AU
- Mengenal Si Ringan Super Tucano Dari Brasil
- Selamat Datang Super Tucano TNI AU
- Video : Embraer Kirim Empat Super Tucano ke Indonesia
- KSAU: Super Tucano Setara Hawk Buatan Inggris
- Update : TNI AU Kirim 23 Pilot Dan 11 Teknisi Ke Brasil
- 28 Agustus, Empat Super Tucano TNI AU Datang
- Pangkoopsau II : Enam Super Tucano Datang Agustus 2012
- Brasil Tawarkan Kerjasama Industri Dirgantara Dan Kapal Perang
- Pejabat Brasil : Rafale Kemungkinan Besar Menang Dalam Tender Pengadaan Pesawat Tempur
- English News : Brazil launches construction of four Scorpene-class submarines
- Indonesia Dan Embraer Telah Menandatangani Kontrak Final Sebanyak 8 Unit Super Tucano
- Update : Empat Pesawat Super Tucano Akan Tiba Maret 2012
- Sebanyak 16 Pesawat Super Tucano Akan Datang Pada 2012
- Brazil Menunda Pembelian Pesawat Tempur Sampai 2012
- Embraer Mungkin Akan Buat Pesawat Latih Bersama India
- Turki Menggandeng Alenia Aeronautica Dan Embraer Dalam Pembuatan FX
- Pengamat : Perang Korea Mempercepat Pembentukan Blok Baru
- Indonesia considers more Embraer Tucanos
0 komentar:
Post a Comment