ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, February 2, 2010 | 11:53 AM | 0 Comments

    AS Sebar Pertahanan Rudal

    WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menempatkan kapal-kapal perang di lepas pantai Iran dan sistem antirudal di negara-negara Arab seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Kuwait.

    Langkah AS itu merupakan bentuk penguatan sistem pertahanan untuk menghadapi potensi serangan rudal-rudal Iran di Teluk. Laporan The New York Times tersebut bersumber dari sejumlah pejabat militer dan Pemerintahan AS. Washington tampaknya terus mendekati beberapa negara Arab agar mereka bersedia menjadi lokasi penempatan sistem pertahanan AS.

    Oman salah satunya yang terus didekati AS. Tampaknya, kesediaan negara-negara Arab untuk menerima sistem pertahanan militer AS mencerminkan berkembangnya kekhawatiran di kawasan itu terkait ambisi dan kemampuan nuklir Iran. “Sasaran pertama kami adalah menghalangi niat Iran,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada suratkabar.

    “Yang kedua adalah untuk menjamin negaranegara Arab, agar mereka tak berpikir menjadi sasaran nuklir mereka. Namun selain itu,ada kepastian (dari AS) untuk menenangkan Israel.” Penyebaran sistem pertahanan AS tersebut diharapkan akan mencegah serangan balasan Iran dalam merespons berbagai sanksi internasional. Dan agar Israel tetap menunda niatnya untuk menyerang fasilitas nuklir Teheran.

    Washington berusaha mendapatkan dukungan dari negaranegara sekutunya untuk memberlakukan tahapan keempat sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Iran.Draf sanksi baru itu akan menargetkan Kesatuan Garda Revolusi Iran yang diyakini menguasai aspek-aspek militer program nuklir Teheran yang kontroversial.

    AS dan Israel terus menuduh Iran mengembangkan senjata atom melalui program nuklirnya. Padahal, Teheran berulang kali menjelaskan bahwa program nuklirnya untuk memproduksi listrik sehingga minyak dan gas bumi Iran dapat diekspor lebih banyak. Jumat lalu (29/1),Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton meningkatkan desakan kepada China agar mengakui ancaman program nuklir Iran dan bergabung dengan seruan internasional untuk pemberian sanksi.

    Komandan Komando Pusat AS Jenderal David Petraeus yang mengawasi Semua operasi militer AS dari Teluk hingga Asia Tengah, mengatakan,percepatan penyebaran sistem pertahanan rudal termasuk delapan baterai rudal Patriot.“ Dua baterai Patriot di tiap empat negara tersebut,” ujar Petraeus. Komentar publik luar biasa mengenai percepatan penyebaran pertahanan AS Tersebut muncul dalam pidato Petraeus di Institut Pengkajian Perang di Washington, 22 Januari.

    Penyebaran pertahanan AS itu telah dimulai pendahulu Presiden AS Barack Obama, George W Bush,di era pemerintahannya. “Iran jelas dipandang sebagai ancaman sangat serius oleh pihak lain di Teluk, dan itu menjadi percepatan implementasi arsitektur pertahanan yang kami rancang dan yang kini sedang dicoba dilaksanakan,” katanya padasaat itu.

    Menurut Petraeus, AS juga menempatkan kapal-kapal jelajah dengan sistem rudal kendali Aegis yang memiliki radar canggih dan sistem antirudal yang bisa mencegat rudal-rudal jarak menengah. Kapal-kapal itu sedang berpatroli di Teluk sepanjang waktu. Meskipun sistem itu tidak dirancang untuk mencegat rudal jarak jauh Iran,Times melaporkan, badan intelijen AS memperkirakan bahwa Teheran memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum mampu memasang hulu ledak nuklir di ujung rudal Shahab III.

    Seorang perwira senior militer mengatakan pada Times,Petraeus mulai berbicara terang-terangan mengenai penyebaran pertahanan tersebut sebulan lalu.Ketika itu, Teheran menolak tawaran pemerintahan Obama untuk berunding langsung. Sementara itu,Washington juga mendapatkan berbagai tantangan untuk pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran. Langkah AS ini tampak jelas untuk menenangkan aliansi utamanya Israel mengenai ancaman rudal Iran.

    Penasihat keamanan nasional Obama,Jenderal James L Jones rela melakukan perjalanan ke Israel bulan ini untuk membahas ulang berbagai program ekonomi dan militer untuk menghadapi program nuklir Iran. Sementara itu, negara-negara Arab mengambil langkah sendiri untuk menguatkan pertahanan mereka.

    Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pun telah membeli persenjataan militer buatan Amerika senilai lebih dari USD15 juta dalam dua tahun terakhir, termasuk membeli sistem pertahanan rudal. AS juga membantu mendukung rencana Arab Saudi untuk meningkatkan jumlah tentaranya menjadi tiga kali lipat, sebanyak 30.000 tentara. Penambahan tentara itu untuk melindungi berbagai pelabuhan, fasilitas minyak, dan pabrik penyulingan air milik Arab Saudi.

    Sumber: OkeZone

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.