
Langkah AS itu merupakan bentuk penguatan sistem pertahanan untuk menghadapi potensi serangan rudal-rudal Iran di Teluk. Laporan The New York Times tersebut bersumber dari sejumlah pejabat militer dan Pemerintahan AS. Washington tampaknya terus mendekati beberapa negara Arab agar mereka bersedia menjadi lokasi penempatan sistem pertahanan AS.
Oman salah satunya yang terus didekati AS. Tampaknya, kesediaan negara-negara Arab untuk menerima sistem pertahanan militer AS mencerminkan berkembangnya kekhawatiran di kawasan itu terkait ambisi dan kemampuan nuklir Iran. “Sasaran pertama kami adalah menghalangi niat Iran,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada suratkabar.
“Yang kedua adalah untuk menjamin negaranegara Arab, agar mereka tak berpikir menjadi sasaran nuklir mereka. Namun selain itu,ada kepastian (dari AS) untuk menenangkan Israel.” Penyebaran sistem pertahanan AS tersebut diharapkan akan mencegah serangan balasan Iran dalam merespons berbagai sanksi internasional. Dan agar Israel tetap menunda niatnya untuk menyerang fasilitas nuklir Teheran.
Washington berusaha mendapatkan dukungan dari negaranegara sekutunya untuk memberlakukan tahapan keempat sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Iran.Draf sanksi baru itu akan menargetkan Kesatuan Garda Revolusi Iran yang diyakini menguasai aspek-aspek militer program nuklir Teheran yang kontroversial.
AS dan Israel terus menuduh Iran mengembangkan senjata atom melalui program nuklirnya. Padahal, Teheran berulang kali menjelaskan bahwa program nuklirnya untuk memproduksi listrik sehingga minyak dan gas bumi Iran dapat diekspor lebih banyak. Jumat lalu (29/1),Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton meningkatkan desakan kepada China agar mengakui ancaman program nuklir Iran dan bergabung dengan seruan internasional untuk pemberian sanksi.
Komandan Komando Pusat AS Jenderal David Petraeus yang mengawasi Semua operasi militer AS dari Teluk hingga Asia Tengah, mengatakan,percepatan penyebaran sistem pertahanan rudal termasuk delapan baterai rudal Patriot.“ Dua baterai Patriot di tiap empat negara tersebut,” ujar Petraeus. Komentar publik luar biasa mengenai percepatan penyebaran pertahanan AS Tersebut muncul dalam pidato Petraeus di Institut Pengkajian Perang di Washington, 22 Januari.
Penyebaran pertahanan AS itu telah dimulai pendahulu Presiden AS Barack Obama, George W Bush,di era pemerintahannya. “Iran jelas dipandang sebagai ancaman sangat serius oleh pihak lain di Teluk, dan itu menjadi percepatan implementasi arsitektur pertahanan yang kami rancang dan yang kini sedang dicoba dilaksanakan,” katanya padasaat itu.
Menurut Petraeus, AS juga menempatkan kapal-kapal jelajah dengan sistem rudal kendali Aegis yang memiliki radar canggih dan sistem antirudal yang bisa mencegat rudal-rudal jarak menengah. Kapal-kapal itu sedang berpatroli di Teluk sepanjang waktu. Meskipun sistem itu tidak dirancang untuk mencegat rudal jarak jauh Iran,Times melaporkan, badan intelijen AS memperkirakan bahwa Teheran memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum mampu memasang hulu ledak nuklir di ujung rudal Shahab III.
Seorang perwira senior militer mengatakan pada Times,Petraeus mulai berbicara terang-terangan mengenai penyebaran pertahanan tersebut sebulan lalu.Ketika itu, Teheran menolak tawaran pemerintahan Obama untuk berunding langsung. Sementara itu,Washington juga mendapatkan berbagai tantangan untuk pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran. Langkah AS ini tampak jelas untuk menenangkan aliansi utamanya Israel mengenai ancaman rudal Iran.
Penasihat keamanan nasional Obama,Jenderal James L Jones rela melakukan perjalanan ke Israel bulan ini untuk membahas ulang berbagai program ekonomi dan militer untuk menghadapi program nuklir Iran. Sementara itu, negara-negara Arab mengambil langkah sendiri untuk menguatkan pertahanan mereka.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pun telah membeli persenjataan militer buatan Amerika senilai lebih dari USD15 juta dalam dua tahun terakhir, termasuk membeli sistem pertahanan rudal. AS juga membantu mendukung rencana Arab Saudi untuk meningkatkan jumlah tentaranya menjadi tiga kali lipat, sebanyak 30.000 tentara. Penambahan tentara itu untuk melindungi berbagai pelabuhan, fasilitas minyak, dan pabrik penyulingan air milik Arab Saudi.
Sumber: OkeZone
Berita Terkait:
Rudal
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- TNI AD Berencana Membeli Rudal Javelin
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Korsel Rilis Bom Korean GPS Guided Bomb Untuk KFX Kepada Publik
- Komisi I : Rudal C-705 Akan Dikembangkan Di Indonesia
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Menhan Berharap Keberhasilan Alih Teknologi Rudal, Awal Kemandirian Alutsista
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia
- KSAL Puas Dengan Hasil Tes Rudal Strategis Milik TNI AL
- KRI Owa-354 Berhasil Tenggelamkan Kapal Dengan Rudal Yakhont
- TNI AL Akan Meluncurkan Rudal Yakhont Di KRI Nanggala?
- TNI AL Akan Ujicoba Senjata Strategis
- Connie : Pesawat Jet Tempur Tanpa Rudal Jarak Jauh Tak Ada Gunanya
- AS Jual Rudal F-16 Kepada Indonesia Sebesar $ 25 Juta Dollar
- Dispen TNI AU : Kami Belum Tahu Kemhan Beli Misil Cina
- Kemhan : Tanggal 30 Agustus, China Memberikan Proposal Teknis C-705
- Pengamat : Kerjasama Pertahanan Indonesia Dan China Sangat Strategis
- Menuju Kemandirian Indonesia Dalam Membuat Rudal
- Dandepohar Buka Pendidikan Pelatihan Teknisi Rudal QW-3
- PM Cameron Tawarkan Rudal Starstreak Kepada TNI
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Menhan : C-705 Nantinya Akan Dipasang Sepajang Perbatasan NKRI
USA
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- KSAD Kecewa Dengan Hasil Negosiasi Apache
- KSAD : TNI AD Akan Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Komisi I : Kami Berharap Kemhan Dan TNI AD Kaji Pembelian Apache
- Kemhan Lanjutkan Pembelian Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Diplomat AS : AS Harus Tingkatkan Hubungan Militer dengan Indonesia
- Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI
- AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia
- Dubes AS : Kami Senang Bisa Ikut Dalam Indo Defence 2012
- TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran
- Dubes AS : Senat AS Dukung Heli Apache Dijual ke Indonesia
- Pengamat : Adakah 'Permainan' Di Balik Pengadaan Apache Indonesia
- Panglima TNI : TNI AD Masih Kaji Pembelian Helikopter Apache
- Ini Dia Harga Dan Spesifikasi Apache AH-64D Block III Longbow Untuk Indonesia
- Jubir Kemhan : Bila Harga Sesuai Kami Terima Tawaran Helikopter Apache
- Komisi I : Kita Berharap AS Tawarkan Helikopter Chinook
0 komentar:
Post a Comment