ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, May 31, 2010 | 10:49 AM | 0 Comments

    Cheonan Ditorpedo AS atau Korut?


    Orang Korea mengenal pepatah yang mengatakan, ”dua musuh akan bertemu di sebatang jembatan”. Situasi di Semenanjung Korea setelah tenggelamnya kapal korvet Cheonan mengharuskan kedua musuh ini saling berhadapan menuju konflik terbuka.

    Cheonan, yang artinya perdamaian surgawi, memiliki karakter kanji yang sama seperti Gerbang Perdamaian Surgawi Tiananmen, Beijing, China.

    Insiden Cheonan menjadi rumit dan berbahaya serta bisa memicu konflik militer yang akan mengganggu stabilitas dan perdamaian di Asia Timur. Keputusan Seoul menuding Korea Utara sebagai penembak kapal itu akan mengubah tatanan stabilitas dan perdamaian kawasan.

    Torpedo Korut menyebabkan kapal korvet, yang dirancang menjadi kapal pemburu anti-kapal selam, terbelah dua.

    Dalam sejarah pertikaian antarnegara sejak Perang Dunia II, ada dua insiden yang tercatat di mana kapal perang hancur dan tenggelam akibat torpedo. Dalam Perang Malvinas (1982), penjelajah Argentina ARA General Belgrano, tenggelam ditorpedo kapal selam Inggris, HMS Conqueror.

    Dalam Perang India-Pakistan (1971), kapal fregat India INS Khukri tenggelam ditoperdo kapal selam Pakistan, Hangor kelas Daphne, di pantai Diu dekat Gujarat, India. Dalam dua peristiwa ini, kapal-kapal tenggelam ditembak torpedo pasca- Perang Dunia II.

    Kapal korvet Cheonan dinyatakan tenggelam ditorpedo Korut berdasarkan hasil penyelidikan secara ilmiah oleh tim gabungan Korsel, AS, Swedia, Australia, Kanada, dan Inggris. Kesimpulannya, Cheonan tenggelam akibat ledakan bubble jet dari torpedo CHT-02D milik Korut meledak tanpa kontak ke korvet itu.

    Kesimpulan investigasi sudah menyatakan bahwa torpedo tersebut berasal dari kapal selam Korut kelas Yeono. Namun, keseluruhan proses tenggelamnya kapal korvet Cheonan masih belum jelas. Korut selama ini diduga memiliki 22 kapal selam patroli, 29 kapal selam penjaga pantai, dan 20 kapal selam mini (midget).

    Keseluruhan Insiden Cheonan menjadi teka-teki. Ada beberapa persoalan serius terkait dengan kerahasiaan sistem strategi dan taktik Angkatan Laut Korsel ataupun AS.

    Masih banyak teka-teki, yakni bagaimana mungkin kapal selam Korut yang sudah tua dan rata-rata dibuat dekade 1970-1980-an itu mampu menenggelamkan Cheonan.

    Lagipula, apa yang diinginkan Korut dengan menenggelamkan Cheonan di tengah kawasan Semenanjung Korea yang relatif stabil dan aman. Apa misi melakukan provokasi dengan menewaskan 46 orang pelaut Korsel? Apakah Insiden Cheonan merupakan aksi balas dendam atas insiden ditembaknya kapal-kapal Korut bulan November tahun lalu, yang menyebabkan pelaut Korut tewas?

    Atau adakah sebab-sebab lain.

    Pihak Korsel tidak menjelaskan konteks terbelah duanya Cheonan dengan latihan militer bersama yang dilakukan Korsel-AS. Latihan bersama itu diberi nama sandi Foul Eagle dan diasumsikan wilayah sekitar berada dalam kondisi siaga penuh.

    Ada spekulasi, Cheonan tenggelam akibat tembakan torpedo kapal selam AS bertenaga nuklir yang sedang melakukan misi rahasia dekat Pulau Byaengnyeong dan kemudian melakukan kesalahan ”friendly fire”.

    Membunuh dan menculik memang menjadi salah satu kebiasaan Korut dalam sejarah pertikaian Semenanjung Korea sehingga menjadi mudah menunjuk hidung Korut di balik tenggelamnya Cheonan. Korut memang dikenal menganut garis keras dalam aksi provokatif.

    Ujian bagi China

    Lepas dari itu, insiden Cheonan akan memicu konflik terbuka di Semenanjung Korea. Ada persoalan stabilitas dan keamanan regional yang dipertaruhkan. Perubahan konstelasi militer di wilayah itu akan memicu kalkulasi lain yang berbeda dengan era Perang Dingin.

    Konflik terbuka menyebabkan terjadinya nuklirisasi di mana-mana, mulai dari Korsel yang harus mengimbangi Korut, lalu menyebar ke Jepang, dan juga ke Taiwan kalau AS tidak bisa memberikan jaminan keamanan dan gagal meredam nafsu konflik Pyongyang. Komposisi perimbangan keamanan akan berubah dan menjadi ancaman baru yang berbahaya bagi Asia.

    Secara ekonomi, konflik juga akan drastis memengaruhi perdagangan China-Korsel yang mencapai 200 miliar dollar AS per tahun, dibanding dengan Korut yang hanya sebesar 3 miliar dollar AS.

    Konflik terbuka di Semenanjung Korea akan bisa menyebabkan zona industri Kaesong di Korut kehilangan tujuan untuk dijadikan model kerja sama dua Korea.

    Pertanyaan yang paling serius adalah apakah AS dengan utang nasional mencapai 13 triliun dollar AS bertempur di dua front global Irak dan Afganistan, masih memiliki kekuatan memadai untuk membuka front pertempuran baru di Semenanjung Korea?

    Apa pun yang terjadi, Beijing pasti tidak menginginkan perubahan status quo yang membahayakan pertumbuhan ekonominya.

    Misteri insiden Cheonan menjadi pelik, bukan hanya karena bisa membuka konflik baru bagi dua Korea. Insiden mengharuskan pengkajian ulang strategi pertahanan dan pertempuran laut. Insiden juga menjadi ujian bagi RRC yang sedang dalam proses menjadi kekuatan dominan baru dalam meredam konflik yang membahayakan.

    Insiden Cheonan harus mampu mengikuti peribahasa dua Korea yang bermusuhan ini, ”sonbadaneuro haneuleul gariryeohhanda”. Jangan sampai korban jiwa korvet Cheonan seperti mencoba menutupi langit dengan telapak tangan yang tecermin dalam pepatah itu.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.