ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, June 2, 2010 | 9:31 AM | 0 Comments

    Kekuatan Nonmiliter Penting dalam Perang


    Jakarta, Kompas - Pola kekuatan dunia tidak lagi bertumpu pada bipolar, tetapi berkembang menjadi multipolar. Ancaman perang pada abad sekarang ini dan kemungkinan pada masa mendatang pun lebih bersifat multidimensi. Karena itu, dalam menghadapi perang saat ini, pengerahan sumber daya manusia yang merupakan pertahanan nonmiliter justru lebih penting daripada pengerahan kekuatan militer yang diandalkan pada masa lalu.

    Untuk menghadapi ancaman yang kompleks tersebut, pentingnya revitalisasi pembinaan kesadaran bela negara sebagai strategi membangun daya tangkal bangsa. Namun, pembinaan kesadaran bela negara ini harus dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan serta merupakan upaya membangun karakter bangsa.

    Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat membuka workshop bela negara bertema ”Bersama Membangun Karakter Bangsa” di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (1/6). ”Paradigma dunia yang terjadi sekarang ini adalah multipolar, bukan bipolar seperti dulu. Dulu, dalam perang, yang ditekankan adalah hard power yang mengandalkan fisik dengan serangan militer. Sekarang telah terjadi perubahan menjadi soft power dan smart power,” kata Purnomo.

    Workshop yang diikuti oleh 250 peserta berasal dari lingkungan kementerian, BUMN, swasta, kalangan perguruan tinggi, organisasi pemuda, dan lembaga swadaya masyarakat.

    Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Budi Susilo Soepandji mengatakan, nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta Tanah Air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi negara, serta rela berkorban untuk bangsa dan negara. Namun, Budi juga mengingatkan, bela negara tidak melulu dalam bentuk perjuangan fisik, tetapi juga dalam bentuk pengembangan karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.