ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, May 31, 2010 | 10:46 AM | 0 Comments

    China Tak Mau Salahkan Korut


    Seogwipo, Minggu - Perdana Menteri China Wen Jiabao mendesak agar ketegangan di Semenanjung Korea segera diredakan. Wen tidak bergabung dengan para pemimpin Asia Timur lainnya untuk secara terbuka menyalahkan Korea Utara atas ketegangan tersebut.

    Pada akhir pertemuan puncak regional di Pulau Jeju, Minggu (30/5), Wen menyatakan, hal paling mendesak dilakukan adalah menangani dampak serius bagi kawasan. Wen tidak mengindikasikan bahwa China akan mendukung upaya Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi atau kecaman terhadap Korea Utara.

    ”Tindakan mendesak saat ini adalah merespons dengan tepat dampak serius insiden Cheonan, meredakan ketegangan secara bertahap, dan menghindari konflik,” kata Wen.

    ”China akan terus bekerja sama dengan setiap negara melalui negosiasi agresif dan kerja sama untuk memenuhi misi bersama dalam memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar Wen.

    Korea Selatan dan Jepang menuding Korut menembakkan torpedo ke kapal perang milik Korsel, Cheonan, pada Maret lalu, menenggelamkan kapal perang itu dan menewaskan 46 pelaut. Insiden Cheonan dipandang sebagai sebuah insiden militer paling mengerikan sejak Perang Korea.

    Pyongyang berulang kali membantah tuduhan tersebut. Kemarin, ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa mengecam Korsel dan AS dengan slogan-slogan anti-Presiden Korsel Lee Myung-bak.

    Pekan lalu, Korsel menyatakan serangkaian langkah-langkah hukuman terhadap Korut, yaitu memutus perdagangan, memulai lagi penyiaran propaganda anti-Korut di perbatasan kedua negara, dan meluncurkan latihan perang angkatan laut skala besar di pesisir barat Korsel.

    Korut menanggapi dengan menyatakan, langkah Korea bisa mendorong Semenanjung Korea mendekati perang. Korut juga mengancam akan menghancurkan pengeras suara di perbatasan jika propaganda anti-Korut tetap dijalankan.

    Ke DK PBB

    Presiden Lee mengharapkan China bersedia mendukung langkah Korsel mengajukan Korut ke DK PBB. ”Saya mengharapkan Jepang dan China, sebagai anggota komunitas internasional yang sangat bertanggung jawab, untuk secara bijaksana bekerja sama dalam menangani persoalan ini,” katanya.

    ”Kami tidak takut perang, tetapi kami juga tidak menghendakinya. Kami tidak punya maksud untuk berperang,” ujar Lee.

    China dan Jepang adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua dan ketiga di dunia. Bersama Korsel, ketiganya terhitung hampir 20 persen perekonomian global. Ketidakstabilan di Semenanjung Korea bisa menimbulkan dampak besar bagi perekonomian dunia.

    Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama menyatakan akan mendukung Seoul jika negara itu membawa Korut ke DK PBB. Dia mengatakan, ketiga negara memiliki pandangan yang sama bahwa tenggelamnya kapal Cheonan adalah persoalan serius bagi perdamaian dan stabilitas di Asia Timur.

    Para analis meragukan bahwa membawa persoalan Semenanjung Korea ke DK PBB akan menyelesaikan persoalan. ”Pidato Wen Jiabao hari ini tidak memberikan langkah praktis dalam berurusan dengan insiden Cheonan. Dia tidak mengatakan secara spesifik bagaimana China akan terlibat jika dibawa ke DK PBB,” kata Yang Moo-jin, pengajar pada University of North Korean Studies di Seoul.

    ”Kita telah melihat banyak kasus di mana tekanan eksternal tidak berhasil bagi Korea Utara. Oleh karena itu, pantas dipertanyakan apakah langkah semacam itu akan membawa dampak yang diinginkan dalam situasi ini,” kata Stephani Kleine-Ahlbrandt, Direktur North East Asia Project pada International Crisis Group.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.