
SUBANG(SINDO) – Indonesia segera bisa memproduksi bahan peledak khusus untuk kebutuhan militer. Rencananya,pabrik yang mampu memproduksi propelan akan selesai dibangun PT Dahana pada 2013.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, industri propelan sebagai bahan peledaksangat diperlukan untuk pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).Sebab,selama ini bahan peledak militer masih sepenuhnya bergantung dari luar negeri. ”Industri propelan sangat dibutuhkan,” ujarnya usai peletakan batu pertama pembangunan Energetic Material Center (EMC) di kawasan pabrik bahan peledak PT Dahana, Subang,Jawa Barat,kemarin Karena itu, Purnomo menjanjikan pembangunan tersebut akan mendapat dukungan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai badan yang khusus menangani revitalisasi industri pertahanan.
”Ini merupakan proyek strategis industri pertahanan. Dalam kabinet ini industri pertahanan menjadi prioritas pertama dalam pembangunan industri nasional. Akan meminta dukungan KKIP agar pembangunannya sesuai dengan jadwal pada kabinet ini,”paparnya. Selain sebagai kawasan industri, Menteri Pertahanan juga meminta agar di kawasan seluas hampir 600 hektare tersebut dibangun juga tempat pengembangan dan penelitian yang selama ini berlangsung secara tersebar dan sporadis.
”Pindad melakukan litbang,TNI juga, belum lagi institusi lain. Lebih baik jika nantinya dipadukan dalam satu lokasi,”tuturnya. Dia juga berharap kawasan tersebut dapat digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bahan peledak. Purnomo melanjutkan, kawasan industri terpadu PT Dahana tentunya juga memproduksi bahan-bahan peledak untuk tujuan komersial dengan tujuan untuk menunjang jalannya perusahaan.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Pengembangan Usaha PT Dahana Fajar Harry Sampurno mengatakan,kebutuhan bahan peledak untuk kepentingan militer Indonesia 100% masih harus diimpor. ”Kami masih nol dan untuk memenuhi kebutuhan itu dan 100% masih mengandalkan impor. Sementara untuk bahan peledak komersial, kami sudah dapat mandiri. Meskipun supply kami masih mencapai 80%,”ungkapnya. Namun, dia mengaku optimistis jika industri propelan sudah beroperasi kebutuhan bahan peledak untuk militer akan dapat terpenuhi secara mandiri.
Nantinya, akan dibangun pabrik untuk propelan roket dan propelan amunisi. ”Pada 2013, saya yakin pasokan bahan peledak militer Indonesia akan dipasok secara mandiri oleh Dahana,” tuturnya.Khusus untuk pembangunan pabrik propelan,diperlukan anggaran sedikitnya USD80 juta. Sehari sebelumnya Litbang TNI Angkatan Udara dan PT Dahana menandatangani kerja sama penelitian dan pengembangan untuk penyempurnaan desain dan sertifikasi Blast Effect Bomb yang merupakan bom latih pesawat tempur.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memproduksi roket berhulu ledak tinggi dengan daya jangkau sekitar 14,5 km.Menurut rencana, pada2013,akandiproduksisebanyak 750 roket dan tahun berikutnya 1000 roket dengan nama RHAN- 122. Roket yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan,PT Pindad dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Pusat Latihan Tempur di Baturaja,Sumatera Selatan, Sabtu (6/11) lalu.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan Pos M Batubara mengatakan, meskipun 90% bahan material roket sudah berasal dari dalam negeri.Namun, propelan sebagai bahan pendorongnya masih harus diimpor. Pemerintah memang bertekad menjadikan tahun 2010 sebagai era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.Tekad ini diikuti dengan geliat industri-industri untuk melakukan inovasi serta produksi. Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan seperti PT Pindad yang mulai unjuk gigi dalam melakukan inovasi panser dan senjata serbu.
Setelah dianggap sukses memproduksi panser tipe angkutan personel sedang 6x6 yang dipakai kontingen garuda dalam menunaikan misi perdamaian di Lebanon Selatan,kini PT Pindad mulai akan memproduksi panser dengan senjata kanon dengan nama Panser Tarantula Sementara itu, PT PAL Surabaya juga melakukan pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal dengan panjang 105 meter bekerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Ship-building Belanda.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Senjata
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- Indonesia Inginkan Jaminan Alutsista Dalam Traktat Perdagangan Senjata
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- AS Berharap Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
- Senjata Murah Buatan China Jadi Saingan Berat PT Pindad
- KSAD : SS-2 Buatan Pindad Mampu Mengalahkan M-16
- Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia
- Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Dirut Pindad : Kami Yakin Pesanan Senjata TNI Kelar Tahun Ini
- KSAU : Super Tucano Gunakan Persenjataan Lokal
- Kemhan Akan Melakukan Pengadaan Meriam Pengganti Meriam Salute Gun
- Senapan Serbu Buatan PT Pindad Semakin Memikat
- Indonesia Diberi Tegat Waktu Empat Tahun Untuk Musnahkan Ranjau
- Engineer Pindad : Senapan SS-2-V5a1 Sangat Akurat Dan Mematikan
- Asia Pasar Pengimpor Senjata Terbesar Di Dunia
- Timor Leste Tertarik Beli Senjata SS-2 Buatan Pindad
- 2012, Armed TNI AD Kedatangan Meriam 155 mm Dan MLRS
- Tentara Vietnam, Kamboja & Laos Naksir Senjata Buatan Pindad
- TNI AD Raih Juara Menembak Se-ASEAN
- Sukhoi TNI AU Dilengkapi Dengan Bom BTN- 250 Dan BCA-50 Buatan Pindad
- Korsel Tertarik Membangun Industri Senjata Di Babel
- Lubang Besar di Nunukan Ternyata Bekas Ledakan Bom TNI AL
- Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
0 komentar:
Post a Comment