ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, November 12, 2010 | 10:09 AM | 0 Comments

    Update : Hati-hati F-16 Bekas

    F-16 TNI AU

    Jakarta, Kompas - Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan matang jika hendak menerima hibah pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Selain karena pesawat sudah tua, Indonesia juga perlu mengurangi ketergantungan teknologi militer dari negara lain.

    ”Untuk dapat kita pakai, pesawat F-16 yang dihibahkan itu harus mengalami perbaikan total atau retrofit. Saat retrofit selesai, pesawat itu sudah tua. Kita mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki barang tua,” kata Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I DPR, di Jakarta, Kamis (11/11).

    Salah satu agenda penting di bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, beberapa waktu lalu, adalah tawaran hibah pesawat F-16 dari AS. AS lebih fokus ke F-18 dan lainnya. Pesawat F-16 yang dihibahkan itu harus mengalami retrofit dengan biaya sepertiga dari harga pesawat tersebut ketika masih baru.

    Dengan hibah itu, AS terlihat baik hati. ”Padahal, itu pesawat yang sudah tua sehingga meski sudah diperbaiki, belum tentu efektif untuk memberikan daya gentar,” tutur anggota Fraksi PDI-P itu. Dia berharap anggaran perbaikan pesawat hibah itu sebaiknya untuk membeli pesawat baru.

    Teguh Juwarno, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, mengingatkan, Indonesia pernah memiliki sejumlah pengalaman buruk saat membeli atau menerima hibah peralatan militer bekas. ”Kita pernah menerima kapal selam bekas. Meski sudah diperbaiki, ternyata tetap tidak dapat beroperasi maksimal,” katanya.

    ”Rencana hibah pesawat F-16 ini membuat Indonesia semakin tergantung alat pertahanan dari negara lain. Padahal, pengalaman selama ini, jika ada masalah politik sedikit saja, alat pertahanan itu dapat mangkrak (tak terurus) karena sulit mendapat suku cadang karena negara pembuat melakukan embargo,” ujar Teguh.

    Namun, Indria Samego dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menilai, dalam situasi keterbatasan anggaran pertahanan Indonesia, hibah itu dapat diterima. Sebab, biaya perbaikan total yang dikeluarkan lebih murah, yaitu hanya sepertiga dibandingkan membeli pesawat baru.

    ”Selama ini Indonesia juga sudah memakai F-16. Dengan demikian, jika sekarang ada pesawat baru, secara ekonomi juga akan lebih hemat karena tidak ada keharusan untuk belajar mengoperasikannya,” katanya.

    Terkait banyaknya bencana dan minimnya anggaran, Indonesia sebaiknya membeli pesawat angkut multiguna. Hal itu disampaikan Peter Scoffham, Vice President Defence Capability Marketing Airbus Military, Kamis.

    Ia menggarisbawahi pentingnya alat angkut yang multiguna sebagai bentuk pertanggungjawaban anggaran yang merupakan uang pajak rakyat. Alat angkut fleksibel bisa digunakan untuk mengangkut barang bantuan, korban bencana, atau pasukan penerjun, dan bisa diubah fungsinya dalam waktu singkat. Uang masyarakat pun tidak sia-sia.

    Barbara Kracht, Vice President Media Relations Airbus Military, mengatakan, Airbus memproduksi beberapa pesawat angkut, termasuk yang ringan dan medium, yaitu C-212, CN-235, dan C-295 serta A400M. Yang terakhir ini dianggap sebagai pesaing Hercules C-130 yang banyak digunakan Indonesia.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.