ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, March 24, 2011 | 10:45 PM | 0 Comments

    Dekan UI : Pemerintah Didesak Selaraskan Teknologi dalam Pembelian Senjata


    Presiden SBY mencoba senapan buatan PT Pindad di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta (25/1).

    Jakarta - Pemerintah didesak mensinergikan teknologi lokal dalam pembelian alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. Soalnya, industri pertahanan domestik dinilai belum mampu untuk menopang kebutuhan pertahanan yang bersifat teknologi tinggi.

    Desakan itu datang dari Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmanzah dalam Jakarta International Defense Dialogue di Balai Sidang Jakarta, Kamis (24/3). "Indonesia sudah pengalaman dengan pembelian pesawat F-16 dan Sukhoi. Tetapi bagaimana memasukkannya dalam industri pertahanan kita sendiri?" ujarnya.

    Ia menyatakan pemerintah harus memperhitungkan kesiapan industri dalam negeri untuk menanggung beban teknologi dalam offset pembelian alutsista. Dia berpendapat kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia belum mampu menanggung teknologi tingkat tinggi.

    Hal utama yang harus dilakukan, katanya, ialah mengaitkan industri tingkat tinggi dengan yang menengah dan kecil. Firmanzah yakin peningkatan teknologi dalam industri pertahanan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Maka, sinergi teknologi tetap harus dilakukan pemerintah.

    "Offset kini telah menjadi tren di Kementerian Pertahanan. Makanya perlu dipikirkan juga soal kekuatan dan melakukan sinergi," ucapnya.

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.