
Bangkok - Usaha Indonesia sebagai penengah dalam konflik antara Kamboja dan Thailand mendapat penolakan dari Menteri Pertahanan Thailand, Prawit Wongsuwan. Dia menolak intervensi Indonesia dengan mengirimkan pemantau di perbatasan kedua negara.
Seperti dimuat dalam Bangkok Post, Rabu, 23 Maret 2011, pernyataan Wongsuwan ini disampaikan oleh panglima tinggi militer, Prayuth Chan-ocha. Dia mengatakan bahwa menhan dan semua petinggi angkatan bersenjata Thailand menolak campur tangan pihak ketiga, apalagi sampai mengirimkan pemantaunya di perbatasan.
Prayuth mengatakan bahwa militer Thailand ingin agar konflik kedua negara diselesaikan melalui dialog bilateral, tanpa perlu adanya penengah dari pihak luar.
"Thailand dan Kamboja dapat mencapai kesepakatan melalui negosiasi, terutama di antara para tentara," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa pihak militer Thailand telah menyampaikan proposal kepada pemerintah Kamboja melalui Kementerian Luar Negerinya untuk membuat sebuah pos pemeriksaan bersama di wilayah konflik. Pengawasan teknis pos ini nantinya akan dilakukan oleh sebuah badan pengawas khusus.
Badan pengawas ini, ujar Prayuth, haruslah terdiri dari tentara Kamboja dan Thailand saja. Tidak perlu adanya pemantau dari Indonesia.
Jika Kamboja bersikeras perlunya campur tangan pemantau Indonesia, maka pemantau ini harus melakukan tugasnya di luar wilayah konflik.
"Kenapa mereka mau memasuki wilayah konflik? tempat itu tidak aman. Pertanyaannya adalah, jika pemantau Indonesia datang, apakah mereka dapat memerintahkan tentara Kamboja untuk tidak melanggar Nota Kesepahaman yang telah dibuat?"
Pernyataan Prayuth ini bertentangan dengan kesepakatan yang diambil oleh menteri luar negeri kedua negara di Jakarta pada 22 Februari lalu. Pada pertemuan yang juga dihadiri oleh perwakilan negara-negara ASEAN tersebut, kedua negara sepakat meminta Indonesia mengirimkan tim pemantaunya ke perbatasan, untuk mengawasi gencatan senjata berjalan dengan baik.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengatakan bahwa mereka akan mengirimkan 30 orang yang dibagi dua, ditempatkan di masing-masing perbatasan. Natalegawa menjelaskan bahwa proposal teknis mengenai jalannya pemantauan telah dikirimkan kepada Kamboja dan Thailand. Kamboja dilaporkan telah menyetujui proposal tersebut, namun Thailand belum menyetujui beberapa bagian dari proposal.
Sampai saat ini, pemantau tidak bisa dikirim karena masalah tersebut.
Selain menolak adanya pemantau dari Indonesia, Prayuth juga mengatakan bahwa para petinggi militer tidak akan menghadiri pertemuan General Border Committee (GBC) yang rencananya akan diadakan di Indonesia pada 7-8 April.
"GRC ke 8 awalnya akan diadakan di Kamboja. Jika Kamboja tidak dapat menjadi tuan rumah pertemuan itu, maka kami menawarkan diri. Kami sudah menghubungi Menteri Pertahanan Kamboja, Gen Tea Banh, mengenai masalah ini," ujar Prayuth.
Jika memang pihak Kamboja menolak pertemuan itu diadakan di kedua negara, "Maka pertemuan tidak diadakan," ujar Prayuth.
Sumber: VIVANEWS
Berita Terkait:
ASEAN
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Laos dan Philipina Jalin Kerjasama di Bidang Industri Pertahanan dan Patroli Bersama Dengan Indonesia
- Konflik LCS, Penyebab ASEAN Memperbarui Kekuatan Alutsista
- AS Berharap Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- Menhan : Asean Harus Bisa Damaikan Konflik Laut China Selatan
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- SBY: Modernisasi Alutsista Butuh Kepercayaan Antarnegara Tetangga
- Indonesia Turut Serta Dalam Perlombaan Modernisasi Alutsista Asean
- Pengamat : Internasionalisasi Ancaman dan Kesiapan Pertahanan
- Menkopolhukam : ASEAN Akan Kembangkan Industri Pertahanan Bersama
- 4 Pesawat Tempur F-16 dan 3 Kapal Perang Amankan KTT ASEAN
- Tentara Vietnam, Kamboja & Laos Naksir Senjata Buatan Pindad
- Pengamat : Indonesia Harus Aktif Dalam Kaloborasi Industri Pertahanan Se-ASEAN
- Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'
- Tiga Kapal Perang TNI AL Akan Amankan KTT ASEAN
- F-16 Akan Kawal Pesawat Kepala Negara KTT ASEAN
- TNI AU Punya Simulator NAS-332 Pertama Di ASEAN
- China : AS Harus Angkat Kaki Kalau Tidak Ingin Masalah Laut China Selatan Semakin Terpuruk
- English News : Southeast Asia’s underwater bazaar
- Militer Asean Melakukan Latihan Simulasi Bencana
- China Akan Mengirim 6000 Pasukan Di Laut China Selatan Pada Tahun 2020
- Laut Cina Selatan Picu Konflik China Dan Vietnam
- Pengiriman Pasukan TNI Buktikan Indonesia Ciptakan Ketertiban Dunia
- Pengamat RSIS : Analisis Efek Dari Rudal Yakhont Milik Indonesia Di Asean
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
KAMBOJA
- Panglima TNI Terima Bintang Jasa Dari Kamboja
- Menhan : Indonesia Siapkan Indonesian Observer Team Untuk Perdamaian Thailand Dan Kamboja
- Dephan Terima Kunjungan Degelasi ADSOM Kamboja
- Menhan Indonesia Terima Menhan Kamboja
- TNI Kirim Pasukan Ke Perbatasan Thailand - Kamboja
- Dua Tim Personel TNI Dikirim Pantau Perbatasan Kamboja-Thailand
- Militer Thailand dan Kamboja Bentrok
- RI-Kamboja Tingkatkan Kerjasama Militer
- Kamboja Gelar Latihan Perang
- Kamboja Hancurkan 80.000 Ranjau Darat
- China Gives Over 250 Military Trucks To Cambodia
- Kamboja Melakukan Tes Atas Roket Miliknya
THAILAND
- TNI AU Sediakan Pesawat Hercules Gratis Bagi Mahasiswa Indonesia di Thailand
- Indonesia dan Thailand Pererat Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Dan Thailand Waspadai Ketegangan Di Laut China Selatan
- Dua Kapal Perang TNI AL Bertolak Ke Thailand
- Indonesia, Thailand dan Malaysia Akan Kerjasama Dalam Pembuat Senjata M4
- Menhan : Indonesia Siapkan Indonesian Observer Team Untuk Perdamaian Thailand Dan Kamboja
- Kapal Perang Thailand Bersandar di Bali
- Kapal Perang Thailand Singgah di Belawan
- TNI Kirim Pasukan Ke Perbatasan Thailand - Kamboja
- Dua Tim Personel TNI Dikirim Pantau Perbatasan Kamboja-Thailand
- Dua F16 Jatuh Di Chaiyaphum
- Militer Thailand dan Kamboja Bentrok
- TNI AL Amankan Kapal Ikan Thailand di Natuna
- Thailand dan Indonesia Patroli Bersama
- F16A Thai Air Force ditemukan jatuh
- Thailand - F-16 Mid-Life Upgrade
- Kasad Terima Kunjungan Panglima AD Kerajaan Thailand
- Kapal Perang Thailand Kunjungi Semarang
- Taktik Militer Thai Redam Pemberontakan
- TNI AU LAKSANAKAN OPERASI "EIS"
- Enam Pesawat Tempur Thailand Singgahi Bali
- Krisis Thailand Tidak Pengaruhi Patroli Selat Malaka
- Khattiya Sawasdipol dan "Kopassus" Thai
- Mayjen Thailand yang Membelot Akhirnya Meninggal
1 komentar:
terang aja thailand nolak,,wong pasukan elit kamboja dilatih sama kopasus,,,pasti gondok lah ehhehhe
Post a Comment