
Pasukan marinir Korea Selatan berlari mencari posisi dalam latihan militer di Pulau Baengnyeong, dekat dengan Laut Kuning, ang berbatasan dengan Korea Utara, Minggu 8/8). Angkatan Laut Korea Selatan melakukan atihan intensif iang dan malam selama ima hari.
Seoul, Minggu - Di saat latihan militer besar-besaran Korea Selatan di Laut Kuning masih berlangsung, Korea Utara dilaporkan menahan satu kapal nelayan milik Korea Selatan di lepas pantai timur Semenanjung Korea, Minggu (8/8). Ketegangan pun memuncak.
Kapal nelayan Daeseung 55, yang diawaki empat warga Korea Selatan (Korsel) dan tiga warga negara China, ditangkap setelah dituduh memasuki zona ekonomi eksklusif Korut. Kapal kemudian ditarik menuju Pelabuhan Songjin di bagian timur laut Korea Utara (Korut).
”Kapal nelayan kami saat ini sedang diselidiki oleh pihak berwenang Korea Utara di perairan yang diperkirakan masuk zona ekonomi eksklusif Korut di sebelah utara Laut Timur,” kata kesatuan Penjaga Pantai Korsel dalam pernyataan resmi, Minggu petang.
Pihak Penjaga Pantai Korsel mendesak agar kapal tersebut segera dikembalikan utuh bersama seluruh awaknya. ”Kami mendesak pihak berwenang Korea Utara menangani kasus ini sesuai hukum dan norma internasional dan mengembalikan kapal serta awaknya sesegera mungkin.”
Penangkapan kapal nelayan berbobot 41 ton itu memicu ketegangan baru di Semenanjung Korea setelah pekan lalu kedua Korea saling berbalas ancaman terkait latihan perang anti-kapal selam yang digelar Korsel di Laut Kuning.
Korut mengancam akan membalas dengan dahsyat jika ada indikasi Korsel menyerang mereka. Pihak Korsel membalas dengan mengatakan tidak akan menoleransi provokasi apa pun dari Korut.
Insiden penangkapan kapal tersebut terungkap hanya beberapa jam setelah Presiden Korsel Lee Myung-Bak mendadak mengumumkan perombakan kabinet, Minggu siang. Lee menunjuk perdana menteri baru dan mengganti tujuh menteri.
Terkait ketegangan
Kim Tae-Ho (47), tokoh reformis yang sebelumnya menjabat Gubernur Gyeongsang Selatan di tenggara Korsel, ditunjuk sebagai perdana menteri.
Tujuh menteri yang diganti itu adalah Menteri Pendidikan, Menteri Kebudayaan, Menteri Pertanian, Menteri Ekonomi, Menteri Kesehatan, Menteri Tenaga Kerja, dan Menteri Urusan Khusus.
Tiga menteri yang berkaitan dengan hubungan luar negeri, yakni Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, dan Menteri Unifikasi, tetap dipertahankan. Pengamat memandang itu menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Presiden Lee, terutama terkait dengan sikap keras terhadap Korut, tak akan berubah.
”Melihat hubungan yang sedang tegang antara Seoul-Pyongyang, dan sentimen negatif para pemilih di Korsel terhadap sikap Utara, sepertinya keadaan tak akan berubah dalam waktu dekat,” tutur Kim Kyung-Min, profesor ilmu politik dari Universitas Hanyang, Seoul.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
KORUT
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Korut Tawarkan Kerjasama Pengembangan Kapal Selam Mini Kepada Indonesia
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Korut Kirim Tim Pembunuh Menhan Korsel
- Kapal Perang Amerika Serikat Cegat Kapal Korea Utara
- Korsel Akan Siagakan Apache Untuk Hadapi Korut Di Perbatasan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Korsel Melakukan Latihan Menggunakan Peluru Tajam Untuk Peringati Insiden Incheon
- Terowongan Nuklir Korea Utara Mendapat Perhatian Korea Selatan
- AS "Dirayu" Tingkatkan Jangkauan Rudal Korsel
- Pasukan AS di Jepang dan Korsel Siap Hadapi Korut
- DPR: Kaji Ulang Kerja Sama Pesawat Tempur
- Hadang Kapal Selam, Korsel Pasang Sensor Bawah Laut Dekat Korut
- Halangi Cina-Korut, Jepang dan AS Gelar Latihan Perang Laut
- Korsel Tambah Kekuatan Pesawat Anti Kapal Selam
- Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Latihan Perang Digelar Lagi, Korut akan Serang Korsel
- Korsel Merombak Militernya
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Panglima Militer Korsel Mundur
- Korsel Bisa Serang Korut Bila Kesabarannya Telah Habis
- Jepang akan Gunakan Pencegah Rudal Terbaru
0 komentar:
Post a Comment