ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, August 9, 2010 | 10:36 AM | 0 Comments

    Venezuela-Kolombia akan berunding

    Presiden baru Kolombia Presiden Juan Manuel Santos dan Presiden Venezuela Hugo Chavez akan bertemu hari Selasa.

    Kedua presiden akan membahas sengketa diplomatik bilateral, kata kementerian luar negeri Kolombia.

    Setelah pelantikan Santos hari Sabtu, Chavez mengatakan dia ingin untuk bertemu langsu dengan dia.

    Sebelumnya, Chavez menyeru kelompok pemberontak sayap kiri terbesar Kolombia, Farc, membebaskan seluruh sanderanya.

    Chavez di masa lalu berhasil menjadi penengah dalam kesepakatan dengan Frac untuk membebaskan sebagian sandera.

    Pekan lalu, Farc mengatakan mereka bersedia untuk mencari penyelesaian politik atas konflik yang telah berlangsung 46 tahun.

    Dan, Juan Manuel Santos mulai menjabat presiden dengan mengisyaratkan dia akan bersedia berunding dengan pemberontak jika mereka setuju membebaskan sandera.

    Hubungan membaik
    Pemberontak sudah bertahun-tahun menjadi sumber sengketa antara Venezuela dan Kolombia.

    Sengketa menghangat lagi bulan lalu, di bawah kepemimpinan presiden terdahulu Kolombia, ketika Kolombia meminta sidang luar biasa Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) untuk resmi mengadukan tuduhan bahwa pemberontak Kolombia muncul di wilayah Venezuela.

    Dutya besar Kolombia mengajukan video, foto dan peta. Menurut dia, semuanya membuktikan ada sekitar 1.500 pemberotnak hidup dan berlatih di kamp-kamp di Venezuela.

    Hugo Chavez langsung membantah tuduhan Kolombia dan memutus hubungan diplomatik negaranya dengan Kolombia.

    Ketegangan kemudian mereda; Presiden Chavez mengirimkan Menteri Luar Negeri Nicolas Maduro ke pelantikan Presiden Santos hari Sabtu.

    Maduro dan Menlu Kolombia, Maria Angela Holguin, mengadakan pembicaraan di Bogota hari Minggu. Pertemuan itu membuka jalan bagi pertemuan antara Presiden Chavez and Presiden Santos.

    Namun, meski hubungan dua negara bertetangga itu bakal membaik, Chavez mengisyaratkan tidak akan ada perbaikan dengan Amerika Serikat.

    Hari Minggu, dia menolak nama duta besar baru yang diajukan Presiden AS untuk Venezuela.

    Chavez mengatakan tidak akan menerima Larry Palmer sebagai duta besar, sebab dia pernah menyatakan secara terisrat bahwa moral di jajaran militer Venezuela dan mengangkat kekhawatiran soal pemberontak Farc mendapatkan tempat berlindung di Venezuela.

    Sumber: DETIK

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.