
latihan Angkatan Laut Korea Selatan di Pulau Baengnyeong, dekat wilayah perbatasan yang diributkan antara Korsel dan Korea Utara di Laut Kuning, Jumat (6/8). Hari itu merupakan hari kedua latihan Angkatan Laut Korsel dalam rangka siaga menghadapi serangan Korut.
Perang memang belum sampai meletus di kawasan Asia Timur. Akan tetapi, saling ancam dan perlombaan senjata yang terjadi antara negara-negara di kawasan itu makin mengkhawatirkan dan mengingatkan pada ketegangan era Perang Dingin abad ke-20 silam.
Hanya dalam tempo dua pekan sejak akhir Juli, empat latihan militer besar-besaran digelar di kawasan yang sedang memanas itu. Dua digelar oleh Korea Selatan (Korsel) dan dua lagi oleh China.
Semua berawal dari perang berkepanjangan antara Korsel dan Korea Utara (Korut), yang sudah berlangsung setengah abad lebih. Perang secara fisik memang sudah berhenti sejak 23 Juli 1953 setelah disepakatinya perjanjian gencatan senjata.
Namun, secara teknis, kedua negara berbeda ideologi itu masih berperang karena hingga hari ini belum ada satu perjanjian damai pun yang ditandatangani.
Di tengah alotnya perundingan enam pihak yang bertujuan menghentikan ambisi nuklir Korut, terjadi insiden yang merusak semuanya. Pada 26 Maret, Cheonan, kapal perang jenis korvet milik Angkatan Laut Korsel, meledak dan tenggelam di perairan Laut Kuning dekat dengan perbatasan Korut. Korsel kehilangan 46 pelautnya.
Sebuah tim penyelidik multinasional menyimpulkan, ledakan tersebut berasal dari torpedo yang ditembakkan kapal selam Korut. Pyongyang sontak menolak mentah-mentah hasil penyelidikan itu dan mengaku tidak bertanggung jawab terhadap tenggelamnya Cheonan.
Belakangan juga dikabarkan, pada waktu hampir bersamaan dengan insiden Cheonan itu, militer Korut juga memobilisasi besar-besaran rudal-rudal anti-serangan udaranya, dari Provinsi Hwangdae di barat daya ke daerah yang lebih dekat dengan perbatasan Korsel.
Korsel pun tersulut emosinya dan langsung menggelar angkatan perang sebagai bentuk unjuk kekuatan dan peringatan kepada Korut agar tak bertindak di luar batas. Korsel dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan perang laut bersama di Laut Kuning, pada 25-28 Juli. AS mengirimkan gugus tugas tempur kapal induk USS George Washington.
Korut bereaksi dengan mengancam akan membalas dengan kekuatan nuklir apabila latihan itu jadi digelar. China pun protes keras karena latihan itu bisa dikatakan dilangsungkan di halaman depannya. Kota-kota utama China, termasuk Beijing, berada pada jarak serang pesawat-pesawat tempur F/A-18 Hornet yang berpangkalan di USS George Washington.
Pindah lokasi
Setelah diprotes China, Korsel dan AS akhirnya memindahkan lokasi latihan ke Laut Jepang, di sebelah timur Semenanjung Korea.
Namun, China tidak berhenti di situ. Negara adidaya baru di Asia ini pun menggelar dua latihan militer sekaligus. Satu latihan artileri dan pendaratan pasukan di pantai Laut Kuning (yang berseberangan dengan Korea) dan satu lagi latihan perang udara besar-besaran di Provinsi Henan dan Shandong di selatan Beijing.
Korsel pun sejak Kamis (5/8) kembali menggelar latihan perang anti-kapal selam di kawasan Laut Kuning, di sekitar lokasi tenggelamnya Cheonan. Meski diprotes keras oleh Pyongyang, pihak Korsel mengatakan bahwa latihan ini hanya permulaan dari serangkaian latihan militer yang masih akan dilangsungkan dalam beberapa bulan mendatang.
Saling unjuk kekuatan ini membuat prospek perdamaian di kawasan negara-negara kekuatan ekonomi utama di Asia ini menjadi suram. Robert Einhorn, penasihat khusus Departemen Luar Negeri AS, mengatakan, perundingan enam pihak di Asia Timur belum bisa dilanjutkan dengan perkembangan situasi saat ini.
”Menurut saya, perundingan itu belum bisa dilanjutkan saat ini. Langkah-langkah Korea Utara memunculkan pertanyaan besar apakah mereka benar-benar akan menepati komitmen mereka (dalam perundingan itu),” tutur Einhorn.
Pada saat bersamaan, hampir seluruh negara di kawasan itu sedang berlomba-lomba mengembangkan senjata terbarunya. Korut terus mengembangkan bom nuklir dan rudal balistik antarbenua Taepodong, yang daya jelajahnya bisa mencapai daratan Amerika.
China pun dikabarkan sudah memasuki tahap akhir pengembangan rudal pembunuh kapal induk Dong Feng DF-21D. Tidak hanya itu, kelompok media Jane’s pun mengabarkan, Korsel sedang mengembangkan rudal jarak jauh yang mampu menyerang seluruh wilayah Korut dan sebagian China, Rusia, serta Jepang.
Dalam sebuah analisisnya, Council for Foreign Relations (CFR) yang berbasis di New York, AS, menyebutkan, jika perlombaan senjata di kawasan ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Jepang akan mengamandemen konstitusinya dan ikut-ikutan mengembangkan senjata penyerang, termasuk nuklir.
Seperti ditengarai oleh Hyung-A Kim, pakar masalah Korea di Australian National University, memanasnya kawasan ini dengan serangkaian latihan militer merupakan awal dari terwujudnya Perang Dingin ala Asia Timur.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
KORUT
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Korut Tawarkan Kerjasama Pengembangan Kapal Selam Mini Kepada Indonesia
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Korut Kirim Tim Pembunuh Menhan Korsel
- Kapal Perang Amerika Serikat Cegat Kapal Korea Utara
- Korsel Akan Siagakan Apache Untuk Hadapi Korut Di Perbatasan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Korsel Melakukan Latihan Menggunakan Peluru Tajam Untuk Peringati Insiden Incheon
- Terowongan Nuklir Korea Utara Mendapat Perhatian Korea Selatan
- AS "Dirayu" Tingkatkan Jangkauan Rudal Korsel
- Pasukan AS di Jepang dan Korsel Siap Hadapi Korut
- DPR: Kaji Ulang Kerja Sama Pesawat Tempur
- Hadang Kapal Selam, Korsel Pasang Sensor Bawah Laut Dekat Korut
- Halangi Cina-Korut, Jepang dan AS Gelar Latihan Perang Laut
- Korsel Tambah Kekuatan Pesawat Anti Kapal Selam
- Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Latihan Perang Digelar Lagi, Korut akan Serang Korsel
- Korsel Merombak Militernya
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Panglima Militer Korsel Mundur
- Korsel Bisa Serang Korut Bila Kesabarannya Telah Habis
- Jepang akan Gunakan Pencegah Rudal Terbaru
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
0 komentar:
Post a Comment