
”Dari Pulau Sekatung, kami lebih dekat ke Ho Chi Minh City (Vietnam) daripada ke Jakarta,” kata Kepala Desa Tanjung Pala Khairuddin, pekan lalu. Desa Tanjung Pala berpusat di Pulau Laut yang hanya dipisahkan selat selebar 900 meter dari Pulau Sekatung. Secara administratif, Pulau Sekatung berada dalam cakupan desa itu.
Mengingat letak geografisnya, tidak pelak Pulau Sekatung bernilai strategis. Pulau ini, bersama pulau terluar lain, menjadi titik dasar dari garis pangkal kepulauan yang menentukan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia. Sederhananya, Pulau Sekatung penting karena membentuk batas wilayah kedaulatan Indonesia.
Di Jakarta, kedaulatan negara adalah konsep abstrak. Kedaulatan terasa tidak berhubungan dengan hidup keseharian warga Ibu Kota. Tanpa memusingkan kedaulatan dan batasnya, warga Jakarta bisa mencari nafkah dengan nyaman dan tenang.
Sebaliknya, bagi warga daerah perbatasan, seperti di Pulau Laut dan Sekatung, kedaulatan bukan sekadar konsep abstrak. Kedaulatan dan batasnya terasa riil. Kedaulatan dan batasnya berhubungan langsung dengan urusan periuk nasi atau perut.
”Pada malam hari, perairan di sekitar Pulau Sekatung terang benderang. Kapal asing dengan lampu yang terang mencari ikan di perairan dekat sini,” kata Arfan, warga Sekatung.
Berkali-kali kapal asing mencari ikan hingga ke wilayah Indonesia. Dengan sarana yang lebih canggih, nelayan asing, antara lain dari Thailand dan China, menangkap ikan besar. Warga hanya kebagian sisanya alias mendapat ikan kecil.
Dalam konteks demikian, kedaulatan terasa riil bagi warga Pulau Sekatung dan Laut. Mereka marah dengan kapal asing yang melanggar batas kedaulatan Indonesia. Kehadiran mereka membuat hasil tangkapan nelayan setempat pun minim.
”Sebelum ada kapal patroli, kapal asing begitu leluasa di wilayah kita. Jarang nelayan kita mendapat ikan tongkol besar. Baru sejak ada kapal patroli, nelayan kita bisa mendapat ikan besar,” kata Bupati Natuna Raja Amirullah di Pulau Sekatung.
Meski bernilai sangat strategis, Pulau Sekatung baru berpenghuni pada 2007. Waktu itu, pemerintah kabupaten membuatkan lima rumah untuk ditempati lima keluarga. Tak lama kemudian ditempatkan satu peleton pasukan TNI Angkatan Darat di pulau itu. Mereka memiliki pos penjagaan di area puncak bukit Pulau Sekatung. Pos ini menghadap ke Pulau Laut, bukan ke arah perbatasan dengan negara asing.
Kehadiran 30-an personel itu tak dilengkapi dengan barak sehingga mereka tinggal di sebagian rumah yang diperuntukkan bagi penduduk. Absennya fasilitas barak di Pulau Sekatung merupakan salah satu persoalan yang diinventaris rombongan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat berkunjung ke pulau itu.
Selain tidak ada barak, Pulau Sekatung juga tidak memiliki sumber air bersih. Situasi ini membuat makin sedikit warga yang benar-benar tinggal di Pulau Sekatung. Arfan pun hanya menjadikan pulau itu sebagai tempat beristirahat sementara sehabis mencari ikan. Keluarganya tinggal di Pulau Laut.
Untuk membuat Pulau Sekatung lebih nyaman dihuni, juga diperlukan jembatan penghubung dengan Pulau Laut. Jembatan akan membuat lalu lintas logistik lancar. Sayangnya, jembatan itu tak juga dibangun.
Dengan dikelilingi air laut yang masih bening, Pulau Sekatung sangat indah. Udaranya pun segar dan bebas polusi. Sayangnya, pulau ini memiliki fasilitas yang minim sehingga tak nyaman dihuni.
Padahal, kehadiran penduduk memegang peranan penting guna menandai pulau itu adalah bagian dari Indonesia. ”Kami menjuluki Pulau Sekatung sebagai Pulau Para Jenderal. Berkali-kali pulau ini didatangi pejabat militer berpangkat jenderal, namun sampai sekarang tidak ada kemajuan di Pulau Sekatung,” kata Raja.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
PERBATASAN
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI Di Pulau Nipah
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Tank Scorpion, AMX-13 Dan MLRS Astros II Amankan Demarkasi RI-Malaysia
- Jubir Kemhan : Pulau Nipah Akan Dijadikan Bungker BBM Dan Logistik
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Kasum TNI: Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman
- Kemhan : Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- SBY : Pengadaan Alutsista Bukan Sekadar Menjaga Perbatasan
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Pemerintah Sediakan Rp 3,9 Triliun Untuk Pembangunan Perbatasan Kalimantan
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim
- Pangdam Mulawarman : 44 Tank Leopard Akan Di Tempatkan Di Perbatasan Kalimantan
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- Satu Skuadron Heli Tempur Akan Di Tempatkan Di Nunukan
- Pangdam Mulawarman : Tank Leopard Dinilai Mampu Amankan Perbatasan
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan
0 komentar:
Post a Comment