
JAKARTA(SINDO) – DPR meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengutamakan alat utama sistem senjata (alutsista) produk dalam negeri terkait pengadaan pesawat intai tanpa awak.
“Pengadaan pesawat intai tanpa awak ke depan harus diproduksi dalam negeri. Sementara, untuk empat pesawat yang akan datang pada 2011,kita maklumi jika dipesan dari luar negeri karena keperluannya sangat mendesak,” tegas Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin di Jakarta kemarin. Seperti diketahui,TNI segera membangun skuadron pesawat intai untuk mengamankan seluruh wilayah RI,khususnya di perbatasan baik darat, laut,maupun udara.
Rencananya, empat pesawat intai tanpa awak akan tiba pada medio 2011 dari satu skuadron yang direncanakan. Skuadron pesawat intai tanpa awak itu nantinya akan bermarkas di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak. Menurut mantan sekretaris militer era Presiden Megawati Soekarnoputri ini, agar industri alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri bisa tumbuh dan berkembang, maka pengadaan pesawat intai yang saat ini dibutuhkan TNI harus melibatkan industri dalam negeri.
Apalagi,menurut Hasanuddin, pesawat intai tersebut tidak termasuk teknologi tinggi seperti pesawat tempur yang seharusnya dapat diproduksi di dalam negeri. “Untuk memperkokoh industri dalam negeri, apa yang bisa diproduksi di dalam negeri tidak perlu membeli dari luar. Apalagi, saya dengar insinyur dari institut teknologi terkemuka negeri ini sudah dapat mengembangkan pesawat jenis ini,”katanya.
Hasanuddin menegaskan pemerintah dan DPR telah menyepakati pengadaan alutsista untuk mengutamakan produksi dalam negeri agar ada pertumbuhan industri lokal.Sekaligus,bisa mengurangi ketergantungan kepada luar negeri. Dia mengatakan, pengadaan pesawat intai sangat strategis mengingat luasnya daerah perbatasan yang harus diawasi.
“Untuk kebutuhan patroli, penggunaan pesawat intai tanpa awak terbilang cukup ekonomis.Pesawat ini dapat terbang rendah dan tanpa suara. Sehingga,cocok untuk perbatasan daratan yang minim jalur transportasi serta dapat menggantikan peran pesawat dengan awak yang tentunya memerlukan cost yang lebih tinggi,”tandasnya. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Bambang Samoedro enggan menyebutkan negara asal pesawat intai tanpa awak yang sudah dipesan TNI tersebut.
Dia mengatakan,pengoperasian pesawat tanpa awak itu menjadi bagian dari upaya pengawasan pulau terluar, laut dan kepulauan, serta wilayah perbatasan. Selain itu, untuk mendukung kegiatan intelijen di udara. “Pesawat ini juga untuk mendukung kerja Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI,”katanya. Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyatakan, berhasil atau tidaknya revitalisasi industri strategis pertahanan tergantung dari dukungan negara.
Sebab, menurut dia,dukungan penuh dari negara dalam mengalokasikan anggaran sangat menentukan perkembangan sektor industri strategis. Untuk industri strategis atau pertahanan di Indonesia, Mustafa mengakui bahwa pelaksanaannya masih cukup banyak menemui kendala. Salah satunya, industri yang fokus pada bisnis produksi alutsista memiliki ketergantungan yang sangat besar pada arah kebijakan Kemhan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan.
“Jadi, pasarnya sangat spesifik,” ujarnya. Belum lagi dibutuhkan skala atau besaran produksi tertentu hanya untuk dapat mencapai titik impas. Selain itu,belum adanya sistem anggaran yang tepat, teratur, dan terencana secara baik untuk pengadaan alutsista dalam negeri. “Serta belum adanya komitmen dan konsisten penganggaran pengadaan alutsista yang berkesinambungan dalam tahun jamak (multiyears),” paparnya.
Penganggaran multiyears ini perlu karena pada umumnya pengadaan alutsista memerlukan waktu lebih satu tahun. Karena itu, kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka revitalisasi industri strategis adalah dengan melakukan inisiatif merumuskan Rancangan Undang- Undang tentang Revitalisasi Industri Strategis Pertahanan dan Keamanan Nasional.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
PERBATASAN
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI Di Pulau Nipah
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Tank Scorpion, AMX-13 Dan MLRS Astros II Amankan Demarkasi RI-Malaysia
- Jubir Kemhan : Pulau Nipah Akan Dijadikan Bungker BBM Dan Logistik
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Kasum TNI: Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman
- Kemhan : Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- SBY : Pengadaan Alutsista Bukan Sekadar Menjaga Perbatasan
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Pemerintah Sediakan Rp 3,9 Triliun Untuk Pembangunan Perbatasan Kalimantan
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim
- Pangdam Mulawarman : 44 Tank Leopard Akan Di Tempatkan Di Perbatasan Kalimantan
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- Satu Skuadron Heli Tempur Akan Di Tempatkan Di Nunukan
- Pangdam Mulawarman : Tank Leopard Dinilai Mampu Amankan Perbatasan
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
UAV
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Selain Rudal, Indonesia - China Kerjasama UAV Dan Pertahanan Elektronik
- Menhan : Skuadron UAV Nanti Terdapat UAV Buatan Dalam Dan Luar Negeri
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- Presiden Dan Menhan Hadiri Ujicoba UAV
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
- TNI AL Gunakan UAV Dan Satelit Buatan Lapan
- Komisi I : Pengadaan UAV Kemungkinan Bakal Disetujui Oleh DPR
- KSAU : Kita Akan Pelajari Dan Mengembangkan UAV Asal Israel
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- Kemhan Bantah Kirim Nota Protes Kepada Australia
- TB Hasanuddin : Tak Perlu Khawatir Dengan Isu Penempatan UAV AS Di Pulau Cocos
- Jubir Kemhan : Drone AS Bukan Ancaman Bagi Indonesia
- Komisi I : TNI Dan BIN Harus Waspadai Basis Drone AS Di Australia
- Komisi I Meminta Kemhan Kaji Dampak Penggunaan UAV Teknologi Israel
- Wamenhan Jelaskan Rencana Pembelian Pesawat Tanpa Awak Kepada DPR
- Hanggar Dan Kantor Untuk Pesawat Tanpa Awak Telah Disediakan
- Kemhan Telah Mengakui Mengujicoba UAV Searcher MK II Dan Hermes
- Sekjen Kemhan : Kami Telah Bayar Uang Muka Untuk Pembelian UAV
- English News : Don’t Worry About Drones’ Source
- Penglima TNI : Saya Tidak Mempermasalahkan Pengadaan UAV Asalnya Darimana
- Kadispenau : Apapun UAVnya Yang Penting Sesuai Dengan Spesifikasi TNI AU
0 komentar:
Post a Comment