ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, November 3, 2010 | 7:10 PM | 0 Comments

    Pemerintah Akan Bangun Bandara di Perbatasan

    bandara Malalan di Kabupaten Kutai Barat

    TEMPO Interaktif, Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan membangun bandara baru, pengganti bandara Malalan di Kabupaten Kutai Barat. Bandara ini akan dibangun dengan spesifikasi lebih besar agar pesawat TNI bisa mendarat di salah satu daerah perbatasan RI-Malaysia ini.

    Gubernur Kalimantan Timur, Awang faroek Ishak mengatakan, saat ini pemerintah daerah telah menawarkan tiga alternatif lokasi pembangunannya di Kabupaten Kutai Barat. Awang mengaku segera akan meninjau ketiga lokasi tersebut untuk ditentukan pembangunannya nanti.

    "Setidaknya pesawat tempur TNI AU bisa mendarat di sana," kata Awang Faroek, Rabu (3/11).

    Menurutnya, panjang landasan pacu yang akan dibangun nantinya adalah 2000 meter. Tapi panjang lahan yang disiapkan mencapai 3000 meter.

    Ia mengungkapkan, pembangunan Bandara Mlalan yang saat ini digunakan penerbangan perintis sudah tidak bisa lagi ditingkatkan. Pasalnya lokasi bandara berada di tengah pemukiman warga. "Yang pasti, bandara baru harus di luar kota," katanya.

    Pembangunan bandara ini menurutnya memiliki dua aspek strategis. Selain untuk kepentingan penerbangan umum, TNI juga bisa memanfaatkan untuk pertahanan negara, khususnya di perbatasan RI-Malaysia.

    Awang mengungkapkan rencana pembangunan bandara ini telah mendapatkan persetujuan dari Departemen Pertahanan dan Keamanan, serta Badan Perencanaan Nasional.

    Menyangkut pendanaan, kata Awang, berasal dari APBN, anggaran provinsi dan anggaran kabupaten. "Ini untuk kepentingan negara juga," ujarnya.

    Ia mencontohkan bisa saja anggaran daerah dipergunakan untuk pembebasan lahan. Sedangkan APBN untuk pembangunan bandara.

    Provinsi Kalimantan Timur memiliki garis perbatasan negara RI_- Malaysia sepanjang 1.038 kilometer. Garis perbatasan ini membentang mulai dari Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat.

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.