TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Pembekalan Angkutan (Ditbekang) TNI Angkatan Darat berhasil membangun sebuah hovercraft. Yang membanggakan, hovercraft tersebut merupakan hasil buatan anak bangsa.
"Hanya mesinnya saja yang beli. Selebihnya buatan anak bangsa. Kita kerjasama dengan para insinyur dari ITB (Institut Teknologi Bandung), Undip (Universitas Diponegoro), dan ada juga dari ITS (Institut Teknologi Surabaya)," ungkap Kolonel Budiyono, ketua tim pembuatan Hovercraft Ditbekang TNI AD, saat ditemui Tribunnews di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/11/2010).
Budiyono mengatakan pembangunan Hovercraft, yang turut disponsori salah satu pengusaha tekstil asal Solo, Jawa Tengah, dirampungkan pada Oktober lalu.
Setelah melalui serangkaian tes, Hovercraft yang diberi nama Kartika itu melakukan demonstrasi di Pameran Indodefence 2010 di Arena PRJ, 10-13 November 2010. Tanpa hambatan, Kartika melakukan manuver di atas lapangan conblok yang biasanya digunakan sebagai lapangan parkir.
"Kalau di air bisa lincah lagi. Kendaraan ini kan bisa dipakai untuk segala medan. Itu sebenarnya dia melayang sekitar 15 cm dari permukaan," tuturnya.
Budiyono mengaku pihaknya mampu membuat lima hingga 10 unit Hovercraft. Namun hal itu tentu saja tergantung permintaan. Begitu pula untuk penggunaan Kartika yang sudah siap dioperasikan.
"Fungsi utamanya untuk mengangkut pembekalan TNI. Tapi Hovercraft ini juga bisa dimanfaatkan untuk misi kemanusian, misalnya menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau," kata Budiyono.
Letkol MA Ramadhan, salah seorang anggota tim pembangunan Hovercraft, mengatakan Kartika mampu menerjang ombak dengan ketinggian 1,2 meter. Hovercraft yang mampu beroperasi hingga tujuh jam, dengan bahan bakar 1,2 ton Solar, itu juga masih mampu menerjang ombak di atas ketinggian tersebut.
"Hanya saja manuvernya masih nyaman dengan ketinggan ombak 1,2 meter," kata Ramadhan di tempat yang sama.
Disinggung mengenai daya angkut, Ramdhan mengatakan saat ujicoba, Kartika bisa mengangkut beban 5,5 ton. Padahal dalam spesifikasinya tertulis 3 ton. "Itu pun masih bisa ditambah," tegasnya.
Sumber: TRIBUN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment