Sebuah helipad, landasan helikopter, kosong terlihat di sudut Pos Gabungan Bersama Republik Indonesia- Malaysia di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Tidak jauh dari helipad, satu regu pasukan Tentara Nasional Indonesia dan askar Rejimen Askar Melayu Diraja bersiap-siap menaiki sebuah truk Isuzu warna hijau dengan tulisan Yonif 641 Beruang.
Sersan Satu Damianus, putra Dayak asal Kalimantan Tengah, memimpin satu regu prajurit bergerak ke arah samping Pos Lintas Batas (PLB) Entikong. Bersama Damianus, terlihat beberapa askar ikut berpatroli membentuk barisan teratur menaiki bukit.
”Saya juga orang tempatan Sarawak. Saya dari hulu Bahagian Sri Aman (setingkat kabupaten),” ujar Prajurit Dua Farid, yang ikut menjaga Pos Aju TNI-Tentara Diraja Malaysia. Askar yang ikut berpatroli bersama Damianus juga berasal dari Sarawak. Hanya seorang Sarjan (sersan) yang mengaku berasal dari Semenanjung Malaya. ”Saya dari Ayer Keroh, Malaka,” ujar Sarjan seraya menggenggam senapan serbu AR-15 dengan tabung pelontar granat.
Damianus dan prajurit asli Kalimantan itu bergerak lincah di punggung bukit dan rimba. ”Anggota kami ada sekitar 20 persen yang putra asli Kalimantan,” ujar Komandan Batalyon 641 Beruang Letnan Kolonel (Inf) Trisaktiyono yang ditemui pada akhir Oktober lalu di Pos Gabungan Bersama Entikong.
Prioritas
Keberadaan prajurit asli Kalimantan di perbatasan memang vital bagi Malaysia dan Indonesia. Panglima Kodam XII/Tanjungpura (saat itu) Mayor Jenderal TNI Moeldoko, yang ditemui di Pontianak, mengatakan, ia memprioritaskan penerimaan anak-anak pedalaman untuk menjadi prajurit TNI. ”Kalau bicara standar akademis, tentu sulit menerima mereka. Tetapi, mengingat kemampuan adaptasi mereka dengan alam, kita beri dispensasi dalam penerimaan tamtama dan bintara putra asli, dengan mempertimbangkan kemampuan mereka beradaptasi dengan alam Kalimantan,” ujar Moeldoko, yang kini menjadi Panglima Kodam III/Siliwangi di Bandung.
Keputusan itu tidak salah. Sebelum Malaysia berdiri, tahun 1862, pemerintahan Rajah Sarawak, yakni satu-satunya wangsa kerajaan Eropa di Asia, membentuk Sarawak Rangers, yaitu pasukan yang berintikan warga asli Kalimantan. Pada era Perang Dunia II hingga Konfrontasi RI-Malaysia, Sarawak Rangers terlibat aktif dalam tugas tempur. Mereka berasal dari pedalaman dan mengenal hutan rimba yang menjadi medan tempur.
Kondisi itu berbeda dengan sukarelawan RI pada masa Konfrontasi yang kebanyakan berasal dari luar Pulau Kalimantan. Tentu sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan ganasnya rimba Kalimantan.
Sarawak Rangers kini menjadi bagian dari Royal Ranger Regiment dan ikut dalam parade hari nasional di Malaysia setiap 31 Agustus. ”Kalau ada prajurit yang terlihat unik dan berbeda dari satuan lain, itulah Ranger Sarawak,” ujar John Pang, eksekutif CIMB asal Kuala Lumpur, dalam satu kesempatan.
Mobilitas tinggi
Memberdayakan putra asli Kalimantan di perbatasan Kalimantan Barat-Kalimantan Timur dengan Sabah-Sarawak menjadi salah satu kebijakan tepat. Kebijakan lain yang digagas Moeldoko adalah mobilitas pasukan dengan jalan darat yang baik atau penggunaan kavaleri udara (air cavalry) berupa satuan helikopter untuk memudahkan pasukan bergerak dari satu lokasi ke wilayah lain di daerah yang terisolasi.
Selama ini, seperti di perbatasan Kalbar-Sarawak, pimpinan pasukan TNI lebih mudah mengunjungi pos terdepan dengan melewati wilayah Sarawak. ”Saya beberapa kali mengunjungi pasukan dengan melewati wilayah Malaysia karena jalan daratnya lebih baik,” ujar Trisaktiyono.
Memang ironis melihat kondisi infrastruktur di wilayah Indonesia. Di Pos TNI Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari PLB Entikong, harus ditempuh dengan enam jam menumpang perahu dan tujuh jam berjalan kaki. Sebaliknya, Desa Gun Sapit, Sarawak, di seberang Desa Suruh Tembawang, memiliki akses jalan mulus. Kondisi serupa terlihat di kampung-kampung pedalaman Sabah-Sarawak yang mudah dijangkau.
Kesejahteraan pasukan TNI pun masih minim. Hingga akhir Oktober 2010, tunjangan perbatasan bagi prajurit TNI ternyata belum juga turun.
Dalam kondisi memprihatinkan itu, angkutan udara menjadi alternatif bagi pergerakan pasukan. JP Cross dalam buku A Face Like A Chicken’s Backside mengisahkan betapa pasukan Persemakmuran Inggris yang berasal dari Britania Raya, Gurkha, Regiment Malay, Regiment Brunei, Border Scour, dan lain- lain bergerak cepat di rimba raya perbatasan Sabah-Sarawak dengan Kaltim-Kalbar karena didukung satuan helikopter.
Upaya gelar pasukan di perbatasan lewat udara pada periode Konfrontasi pernah dilakukan. Marsekal Muda (Purn) Djoko Poerwoko pernah mengisahkan betapa satuan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara mengedrop pasukan para di daerah perbatasan. ”Satuan helikopter juga dikerahkan waktu itu,” ujar Djoko yang pernah memegang kendali Komando Pertahanan Udara Nasional.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
MALAYSIA
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Penerbang Aerobatik RI Adu Jago Dengan Pasukan Eropa Dan Amerika Di Langkawi
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- PM Malaysia Disediliki Dalam Kasus Korupsi Pengadaan Kapal Selam
- Malaysia Memesan 32 Panser Rimau Buatan PT Pindad
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- Menhan : Namanya Tetangga Selalu Buat Masalah
- Pengamat : Ketika Malaysia Mencoba Mengganggu di Udara
- Indonesia Menandatangani Kontrak Pengadaan Su-30MK2 Dengan Rusia
- BNPP Mengusulkan Anggaran Perbatasan Sebesar Rp. 5 Triliun
- Menhan : TNI Akan Invasi Malaysia jika Terbukti Caplok Wilayah RI
- Pergerakan Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat
- TNI Bantah Dusun Camar Bulan Dicaplok Malaysia
- Pengamat : Teknologi Alutsista TNI Masih Di Bawah Singapura & Malaysia
- TNI AU : Konflik Indonesia Dan Malaysia Hanya Persepsi
- English News : Plan To Replace The Royal Malaysian Air Force's MiG-29 Fleet On Hold
- Bupati Bengkayang : Infrakstruktur Harus Cepat Diperbaiki Untuk Menunjang Patroli Di Perbatasan
- Yonif 621 Manuntung Jaga Perbatasan Indonesia - Malaysia
- Perbatasan Papua Nugini Dan Malaysia Sangat Rawan
- TNI AU Dan TUDM Rancang Latihan Bersama Elang Malindo di Pontianak
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
PERBATASAN
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI Di Pulau Nipah
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Tank Scorpion, AMX-13 Dan MLRS Astros II Amankan Demarkasi RI-Malaysia
- Jubir Kemhan : Pulau Nipah Akan Dijadikan Bungker BBM Dan Logistik
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Kasum TNI: Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman
- Kemhan : Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- SBY : Pengadaan Alutsista Bukan Sekadar Menjaga Perbatasan
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Pemerintah Sediakan Rp 3,9 Triliun Untuk Pembangunan Perbatasan Kalimantan
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim
- Pangdam Mulawarman : 44 Tank Leopard Akan Di Tempatkan Di Perbatasan Kalimantan
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- Satu Skuadron Heli Tempur Akan Di Tempatkan Di Nunukan
- Pangdam Mulawarman : Tank Leopard Dinilai Mampu Amankan Perbatasan
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan
0 komentar:
Post a Comment