Kendati industri alutsista kini meredup, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro optimistis, industri pertahanan Indonesia mampu menjadi basis produksi industri pertahanan dunia.
INILAH.COM, Jakarta - Kendati industri alutsista kini meredup, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro optimistis, industri pertahanan Indonesia mampu menjadi basis produksi industri pertahanan dunia.
Industri alutsista (alat utama sistem senjata) Indonesia sempat mengalami kejayaan di era 1980an hingga 1990an, sebelum akhirnya meredup akibat krisis ekonomi 1998 dan
krisis ekonomi global tahun lalu. Namun, Purnomo yakin, Indonesia masih bisa sejajar dengan asing.
Saya yakin, melalui Indodefence 2010 kali ini, tamu-tamu dari angkatan bersenjata negara-negara sahabat bisa melihat bagaimana industri pertahanan Indonesia bisa sejajar dengan mereka, ujar Purnomo, di sela di Seminar Indodefence 2010 bertema Empowering Indonesia's Defence Industries to Increase National Defence Capabilities, Kamis (11/11), di JIExpo, Jakarta.
Purnomo mengatakan bahwa sistem komunikasi menjadi kunci suksesnya penanganan bencana. Berikut wawancara lengkapnya.
Bagaimana industri alutsista Indonesia saat ini?
Kita (Kemhan) baru saja membuat KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan). Organisasi ini akan mengatur mengenai industri alutsista kita. Saya menjabat sebagai Ketua KKIP, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin jadi Sekretaris KKIP Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin. Yang jelas kita ingin Indonesia bisa menjadi basis produksi persenjataan dunia.
Kapan KKIP mulai bekerja?
Kita sudah mulai dan saat ini kita sedang membuat road map hingga nantinya pada 2024 indonesia memiliki basis produksi industri pertahanan yang kuat. Road map ini akan kita bagi selama lima tahun untuk evaluasi. Kita juga akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk joint operation dengan tiga Badan Usaha Milik Negera Indusri Pertahanan (BUMNIP), seperti PT Pindad, PT PAL dan PTDI masih mengembangkan joint operation melalui order komponen yang bersifat spesifik. Misalnya, PT PAL menjalin kerja sama dengan industri dalam negeri dan luar negeri.
Terkait bencana alam yang terjadi di tanah air, bagaimana langkah Kemhan dan TNI untuk penanganan bencana alam?
Sesuai Undang-Undang (UU) TNI No. 34 tahun 2004, dimana di dalamnya ada 14 item, disebutkan bahwa tugas utama TNI untuk operasi militer selain peran adalah penanganan bencana alam. Pada pertemuan ASEAN Plus di Hanoi, Vietnam, kemarin, dimana Kemhan dari semua negara di ASEAN sepakat bahwa pertahanan di tiap-tiap negara saat ini meliputi lima area, yaitu maritime security (kemanan maritim), peacekeeping (pemeliharaan perdamaian), humanitarian disaster relief (penanganan bencana alam), dan military medicine (penanganan medis militer).
Jadi selain mempertahankan kemanan negara, TNI juga bertanggung-jawab untuk penanganan bencana alam. TNI selalu masuk ke daerah bencana untuk pertama kali dan membantu masyarakat yang menjadi korban bencana alam.
Apa kendala TNI untuk penganganan bencana alam di Kep. Mentawai dan Gunung Merapi?
Kami melihat pentingnya alat komukasi wilayah (Alkomwil). Di Mentawai, kami akui adanya kesulitan untuk alat komunikasi di sana. Jadi kami juga sedang bekerjasama dengan pihak terkait untuk mengembangkan alat komunikasi khusus penanganan bencana. Untuk daerah kepulauan memang dibutuhkan radio satelit, tapi kita akan mengembangkan alat komunikasi yang bisa menjangkau daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu kita berusaha bekerjasama dan membuat alat komunikasi yang efisien.
Selain komunikasi, apalagi masalah di lapangan?
Kami juga berusaha menangani masalah alat-alat kesehatan atau medis. Kami juga terus mencoba mengembangkan untuk membuat rumah sakit sementara yang mudah untuk didirikan, serta sanitasi yang sangat diperlukan korban bencana alam atau pengungsi.
Apa harapan Anda untuk industri alat-alat pertahanan dalam negeri?
Kami ingin Indonesia bisa menjadi basis produksi untuk industri senjata dan pertahanan. Setelah krisis ekonomi 1998 dan krisis ekonomi global tahun lalu, industri pertahanan kita memang. Tapi saya yakin, melalui Indodefence 2010 kali ini, tamu-tamu dari angkatan bersenjata negara-negara sahabat bisa melihat bagaiamana industri pertahanan Indonesia yang bisa sejajar dengan mereka.
Sumber: INILAH
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
PERTAHANAN
- Indonesia - Jerman Sepakat Untuk Kerjasama 16 Latihan Perang Bersama
- KSAD Jepang Bertemu Presiden, Untuk Bahas Kerja Sama Pertahanan
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Menteri Pertahanan Inggris Kunjungi Indonesia
- Indonesia Siapkan Rp.81.8 Triliun Untuk Anggaran Pertahanan Tahun 2013
- Pengamat : Menjawab Tantangan Kesetaraan Kekuatan Maritim
- Konflik LCS, Penyebab ASEAN Memperbarui Kekuatan Alutsista
- Connie : Armada Pati Unus & Hari Armada 2012
- Diplomat AS : AS Harus Tingkatkan Hubungan Militer dengan Indonesia
- Wapres : Anggaran Pertahanan Indonesia Sangat Rendah
- Anggaran Pertahanan Tak Luput Dari "Lahan Sapi Perah" DPR
- Dubes RI : Hubungan Militer Indonesia Dan China Semakin Erat
- Inggris Ingin Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Pengamat : Inovasi Ditengah Keterbatasan Anggaran Pertahanan
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Pengamat : Anggaran Pertahanan Idealnya 8 - 10% Dari APBN
- Indonesia - Australia Buat Pengaturan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Dan Filipina Tingkatkan Anggaran Pertahanan Pada Tahun 2013
- Rusia Siapkan Open Agreement Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia
- Indonesia Dan China Tingkatkan Kerjasama Pertahanan
- Dubes RI : Kita Harus Perkuat Kerjasama Pertahanan Dengan China
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Komisi I : Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan
- Menhan : Kami Sambut Tawaran Kerjasama Pertahanan Dengan Pakistan
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
0 komentar:
Post a Comment