
DEPOK (Suara Karya): Mantan Presiden Prof Dr Ing BJ Habibie meyakini, pengembangan industri kedirgantaraan di Indonesia terhenti lantaran sengaja dihambat oleh salah satu negara industri maju. Sukses Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) memproduksi CN-235, bangsa Indonesia dianggap sudah menguasai teknologi kedirgantaraan yang bakal maju seperti Jepang.
"Pada satu ketika di Singapura, saya mendapat informasi bahwa jangan ada lagi Jepang kedua di Asia," tutur Habibie ketika berbicara dalam Studium Generale Kongres ke-27 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kongres tersebut berlangsung di Graha Insan Cita, Kota Depok, Sabtu (6/11) siang.
Tampak hadir dalam acara pembukaan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, mantan Ketua BPK Anwar Nasution, dan mantan Menpora Mahadi Sinambela. Kongres ke-27 HMI, yang bertema Sinergi HMI untuk Indonesia yang Bermartabat, dibuka Menpora Andi Mallarangeng.
Ketika IPTN berhasil memproduksi CN-235, Habibie semakin yakin akan kecanggihan bangsa Indonesia dalam membuat produk berteknologi tinggi. "Saya katakan kepada Pak Harto (Presiden Soeharto-Red) bahwa yang membuat pesawat bisa terbang bukan lantaran kepres atau kekuasaan. Pesawat itu bisa terbang karena orang-orang pintar di belakangnya," ujar mantan Menteri Riset dan Teknologi itu.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada generasi muda Indonesia, termasuk para anggota HMI, pencapaian yang telah dilakukannya agar dilanjutkan. "Saya berharap kemampuan generasi sekarang dan mendatang melampaui kemampuan kakeknya," kata Habibie.
Ia mengingatkan bahwa Bung Karno (Presiden Soekarno- Red) sangat bercita-cita agar bangsa Indonesia tidak dinilai sebagai bangsa kuli atau kuli bangsa-bangsa. "Kita telah memulainya, bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk membuat produk berteknologi tinggi. Setiap orang berhak untuk menguasai teknologi," katanya.
Hal lain yang diingatkannya adalah pemanfaatan waktu untuk kegiatan produktif. Dalam dunia ekonomi dikenal ada neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Dari neraca tersebut bisa diketahui seberapa besar produk yang diperjualbelikan atau seberapa besar penggunaan anggaran. Terkait pemanfaatan waktu untuk kegiatan produktif, menurut Habibie, perlu ada neraca jam kerja.
Sementara itu, Akbar Tandjung, dalam sambutannya, mengimbau para anggota HMI untuk meneladani sikap Prof Lafran Pane, tokoh pendiri HMI. Lafran Pane, tutur dia, dikenal sebagai figur yang jujur dan bersemangat juang tinggi.
Ia pun mengingatkan bahwa HMI juga memiliki cendekiawan yang patut dibanggakan. Disebutnya, Prof Nurcholish Madjid, dan Prof Ismail Hasan Metareum. Nama mereka diabadikan dalam setiap ruang tempat para anggota HMI berkongres. Dengan demikian, diharapkan semua peserta terinspirasi oleh keteladanan para tokoh tersebut selama berkongres.
Di tempat yang sama, Menpora Andi Mallarangeng, dalam sambutannya, mengajak pemuda lebih giat menimba ilmu untuk meningkatkan daya saingnya. "Pesaing kita bukan lagi di dalam negeri, tapi luar negeri. Perguruan tinggi kita harus lebih baik dari Singapura atau Malaysia," tuturnya.
Ketua Umum PB HMI Arip Mustopha, dalam sambutannya, mengemukakan, ada agenda strategis HMI ke depan yang akan dibahas dalam kongres. Pertama, meneruskan peran aktif membangun demokrasi berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Kedua, menghasilkan lebih banyak entrepreneur untuk menjawab kebutuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Teknologi
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Korsel Rilis Bom Korean GPS Guided Bomb Untuk KFX Kepada Publik
- Debat Polemik Pengembangan Pesawat Tempur KFX
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Pengamat : Israel Gagal Membuat Jet Tempur Kfir Yang Tangguh
- TNI AU Kembali Aktifkan ACMI Pekanbaru
- Departemen Pertahanan Bangun Pertahanan Cyber
- TNI Gandeng UI Untuk Mengembangkan Kapal Tanpa Awak
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- KSAD : Pembelian Alutsista Luar Negeri Harus Ada Alih Teknologi
- Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
DI
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Kaltim Hibahkan Helikopter Bell 412EP Kepada Kemhan
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD Lebih Cepat Dari Jadwal
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- Tahun Depan PT DI Akan Memberikan Kejutan
- 2012, Penerimaan PT DI Mencapai Rp. 3.1 Triliun
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
0 komentar:
Post a Comment