Pengunjung melintas di dekat replika pesawat angkut militer Airbus A400M saat Pameran Indo Defence 2010, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta. Beragam peralatan pertahanan dan keamanan untuk darat, laut, dan udara dari 38 negara dipamerkan hingga Sabtu (13/11/2010).
KOMPAS.com - Indonesia belakangan ini menghadapi banyak bencana, mulai dengan gempa, tsunami hingga gunung meletus. Menghadapi bencana itu, salah satu kebutuhan utamanya adalah misi penyelamatan atau evakuasi korban sekaligus misi pengiriman bantuan.
Airbus Military mengembangkan salah satu teknologi yang di antaranya bertujuan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Mereka mengembangkan pesawat tipe A400M, sebuah pesawat kargo yang dikatakan sebagai pesawat multifungsi.
Pesawat tersebut dikatakan mampu bersaing dengan pesawat Hercules buatan Lockheed Martin dengan disertai beberapa kelebihan. "A400M adalah pesawat yang multifungsi, bisa digunakan untuk menjalankan misi militer sekaligus misi kemanusiaan seperti menghadapi bencana," ungkap Barbara Kracht, Vice President Media Relation Airbus Military, di pameran Indodefence, Pekan Raya Jakarta, Kamis (11/10/2010).
Barbara mengatakan, A400M memiliki beberapa kelebihan dibanding Hercules. "Pesawat ini mampu menampung lebih banyak muatan. Sebagai contoh, pesawat ini mampu mengangkut truk semi trailer berukuran besar dengan peti kemas berukuran 6.096 meter, perahu penyelamatan ataupun peralatan pengangkut besar lain seperti mesin pengeruk yang dibtuhkan setelah bencana alam," ulasnya.
Peter Schoffman, Vice President Capability Marketing Airbus Military mengatakan, pesawat ini juga mampu mendarat di tempat di mana Hercules tidak bisa mendarat. Pesawat ini adalah satu satunya pesawat angkut yang mampu mendaratkan peralatan langsung di tempat tujuan dimana peralatan tersebut sangat diperlukan.
"Memastikan pesawat dapat mendarat di tempat yang diinginkan itu sangat penting. Sebab, untuk apa pesawat mampu mengangkut muatan dalam jumlah besar jika tak mampu sampai ke tempat tujuan," ujar Schoffman.
Ia juga mengatakan, dengan gigi pendaratan pesawat yang memiliki 12 roda dan dirancang untuk mendarat di atas kerikil, bebatuan dan pasir, pesawat dapat terbang dan mendarat dalam landasan pacu yang hanya sepanjang 750 meter, kasar maupun halus. A400M juga memiliki penyerapan tekanan yang efisien ke dalam struktur airframe serta resiko minimal kerusakan akibat benda asing.
Lebih lanjut, Barbara mengatakan bahwa pesawat juga bisa diubah menjadi pesawat angkut evakuasi korban dengan membawa 125 kasur tandu dan 7 dukungan medisi beserta perawatan intensif bila dibutuhkan. "A400M juga dirancang untuk membantu melakukan bongkar muat kargo dengan cepat serta menurunkan muatan dari ketinggian rendah," tandas Barbara.
Dengan spesifikasinya, Barbara mengatakan, "Mungkin ini pesawat yang paling tepat untuk Indonesia bila dibandingkan dengan produk kami yang lain, seperti C235." Barbara mendasarkan komentarnya pada berbagai macam bencana yang dialami Indonesia saat ini dan kebutuhan penyelamatannya.
A400M diklaim sebagai pesawat yang mampu mengangkut 37 ton kargo sejauh 3295 km, 30 ton kargo sejauh 4500 km atau 20 ton kargo sejauh 6400 km, dua kali lebih banyak dari pesawat angkut taktis yang saat ini aktif dengan muatan yang sama. Pesawat ini bahkan muat untuk mengangkut helikopter NH9, CH470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infantri Stryker.
Maket pesawat ini dipamerkan dalam Indo Defence yang berlangsung di PRJ hingga Sabtu (13/11/2010). Nah, di saat pesawat Hercules milik TNI sudah mulai renta usianya, akankah A400 akan menggantikannya?
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Pesawat Angkut
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Australia Siap Kirim Pesawat Hercules Ke Indonesia
- Wamenhan : Menhan Vietnam Tertarik Dengan CN-295
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Indonesia Sepakat Membeli 5 Pesawat Hercules Eks. Australia
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Pesawat R80, The Next N-250 Buatan PT RAI
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- Menristek : Indonesia Akan Mengembangkan N-219, N-245 Dan N-270
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- 2018, Habibie Akan Hadirkan Pesawat Penerus N-250
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
0 komentar:
Post a Comment