Jakarta, 12/11/2010 (Kominfo-Newsroom) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui banyak tawaran hibah pesawat angkut jenis Hercules C130 untuk TNI dari sejumlah negara. Namun, harus dipilah-pilah kondisi pesawatnya guna menghindari biaya tinggi.
"Kita sudah cek di beberapa negara itu, wah itu parah sekali, kalau masih memungkinkan tidak apa-apa, tapi kalau ongkos lebih mahal tidak usah," katanya di Jakarta, Jumat (12/11).
Menurut Purnomo, semua itu disesuaikan dengan kemampuan anggaran, sehingga perlu pertimbangan kuantitas dan kualitasnya. Persoalan hibah menghibah tidak bisa sembarangan. "Kita lihat dulu kondisi pesawatnya, kalau rusak berat kan juga nggak bisa," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan tawaran hibah hercules bukan hanya dari Amerika saja, tapi Jadi Norwegia dan Australia. Dia mencontohkan Australia menawarkan hibah ke Indonesia tapi itu menunggu pesawat barunya C130 seri C datang. Jadi ada proses selama menunggu sembari proses birokrasi juga harus dipenuhi.
Menurutnya, proses pembicaraan hibah sudah ada dari tingkat paling tinggi hingga ke menteri. Proses dilakukan petahapan. "Aturannya memang begitu. tidak mudah, memang, tapi terus kita percepat," ujarnya.
Lebih lanjut Purnomo mengatakan pihaknya juga sudah berbicara mengenai operasi perang dan non perang untuk membantu bencana alam. Dicontohkan KRI Suharso sebagai kapal jenis landing platform dock (LPD) efektif untuk operasi kesehatan di daerah. "Tahun depan akan kita pakai di Wakatobi. Tapi KRI Suharso peralatannya minim, sehingga kita katakan mau nggak Menteri Kesehatan dan Menteri Kesra mengajukan ke Menteri Keuangan, " ujarnya.
Jika itu dapat di-share, ujarnya, KRI Suharso bisa pakai untuk operasi kesehatan dalam bakti sosial dalam Sail Wakatobi mendatang.
Sumber : KOMINFO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment