TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah disarankan menerima tawaran hibah 24 pesawat F16-A bekas dari Amerika Serikat. Menurut pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodhawardani, tawaran Amerika itu bisa mencukupi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) pemerintah.
"Jumlah 24 pesawat itu setidaknya bisa untuk satu skuadron (enam belas pesawat)," kata Jaleswari kepada Tempo, Kamis (11/11).
Namun, jika jadi menerima tawaran Amerika, ujar Jaleswari, ada beberapa hal yang harus dikritisi. Pertama, pemerintah mesti terlebih dulu memastikan apakah penyediaan suku cadang dan perawatannya satu paket dengan hibah ke-24 F16 bekas.
Jaleswari mencemaskan, peristiwa kesulitan suku cadang akibat embargo bantuan militer Amerika ke Indonesia pada 1999, terulang. "Kita punya pengalaman pahit diembargo karena peristiwa Timor Timur. Nah karena itu harus dipastikan, apakah kali ini Amerika melengkapi hibah dengan jaminan maintenance."
Kedua, tentunya pemerintah juga harus memastikan ke-24 armada itu dalam kondisi bagus. "AS mau menghibahkan F16 kan karena mereka akan menggunakan strategi baru. Mereka akan memakai pesawat yang teknologinya lebih baru, F35," kata Jaleswari.
Yang juga harus diperhatikan pemerintah, kata Jaleswari, adalah varian alutsista. "Keberagaman alutsista itu tidak menguntungkan kita. Kita tidak bisa membangun kekuatan pertahanan dengan alutsista yang beragam. Bagaimana mensinergikannya ? Ini harus dipikirkan."
Meski banyak hal harus dipertimbangkan sebelum menerima hibah Amerika, Jaleswari tetap menganggap tawaran 24 F16 bekas jauh lebih tepat dibanding pemerintah membeli pesawat tempur baru.
Ia memberi gambaran, jika membeli pesawat baru, pemerintah harus menunggu minimal delapan tahun sampai akhirnya pesawat tersebut "diantar" ke Indonesia.
"Beli pesawat itu nggak kayak beli mobil yang inden setahun aja udah ada barangnya. Misal kita mau beli Sukhoi, ya baru 8-10 tahun sampainya. Itu pun ketika pesawatnya datang, teknologinya udah mulai ketinggalan dengan pesawat yang lebih baru lagi," kata dia.
Karena itu, kata dia, menerima 24 F16 bekas Amerika adalah pilihan yang paling tepat untuk pertahanan Indonesia yang sedang membutuhkan tambahan skuadron.
"Saya pikir nggak masalah pesawat itu bekas. Untuk sementara pakai itu dulu sampai uang kita cukup untuk beli pesawat baru. Dan kalau DPR melihat alutsista dibutuhkan, ya harus siapkan anggarannya," ujar Jaleswari.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment